Jika tidak ada yang mengerti mimpimu,
tak perlulah merasa tersayat.
Terkadang kamu tidak bisa bicara dengan bahasa kupu-kupu
pada orang-orang yang masih dalam kepompong.
Rawat saja kebunmu sepenuh hati.
Jika ia subur, kupu-kupu mana yang tak datang.
Orang baik tak pernah merasa dirinya baik,
seperti kupu-kupu tak pernah tahu sayap indahnya.
Sulit meyakinkan lalat
bahwa bunga jauh lebih indah dan lebih harum daripada sampah.
Lalat sebenarnya tahu
bahwa bunga lebih indah dan lebih harum daripada sampah.
Tetapi lalat sadar
bahwa yang ditunggu bunga adalah kupu-kupu.
Ibarat kupu-kupu
Demikianlah orang-orang hanya datang
tinggal sesaat lalu terbang dan pergi.
Jika ular beracun kau tebas, kau pahlawan.
Jika kupu-kupu yang cantik kau injak, kau jahat.
Kita hidup di zaman
di mana menilai yang tampak
jauh lebih penting daripada melihat niat.
Bahagia itu seperti kupu-kupu,
jika dikejar ia tidak akan bisa ditangkap,
tapi jika tenang dan menikmatinya
secara perlahan ia akan datang dan mendarat di pundakmu.
Kadang memang begitu,
apa yang dikejar justru lari,
tapi saat diam dan hendak berpaling, ia datang.
Aku adalah kupu-kupu yang melintasi pikiranmu.
Tersenyumlah sewarna sayapku,
tak perlu bertanya seberat apa kepaknya memikul kesedihanmu.
Aku bertanya solusi pada kupu-kupu,
ia menjawab:
Jangan hiraukan retakmu.
Fokuslah pada pembentukan sayapmu.
Kalau ada kupu-kupu yang terperangkap di sarang laba-laba,
orang cenderung akan menolong kupu-kupu itu
walaupun mungkin si laba-laba belum makan selama berhari-hari.
Tapi gimana kalau yang terperangkap adalah ulat yang belum jadi kupu-kupu?
Orang tetap nolong nggak?
Padahal, keduanya sama.
Di dunia ini, memang harus cantik supaya ditolong.
Ikhlas itu seperti
kau merawat kepompong hingga menjadi kupu-kupu.
Meskipun kau tahu
bahwa semua yang bersayap pasti akan terbang.
Tapi sungguh,
siapa pun yang sabar dan tekun akan mekar seperti bunga,
akan indah seperti purnama,
dan menakjubkan seperti kupu-kupu.
Mereka yang memimpin selalu lupa ketika dipimpin,
seperti kupu-kupu dengan kepompong,
lupa bahkan pada ulat sebagai asalnya.
Tepat ketika ulat mengira dunia telah berakhir,
dia berubah menjadi kupu-kupu.
Itulah kupu-kupu,
meski sayap kupu-kupu tidak dapat terbang jauh lebih tinggi dari elang,
bukan berarti kupu-kupu lemah.
Tidak semua burung yang bertengger di pohon akan bersarang.
Dan tidak semua kupu-kupu mempunyai warna yang sama.
Kupu-kupu berhenti terbang saat hujan karena itu akan merusak sayapnya.
Jadi, it’s okay untuk istirahat dan berhenti sejenak saat badai datang.
Nanti kamu akan terbang lagi setelah badainya reda.
And when it does, you keep going.
Bahkan dari seekor ulat yang dulu dibenci semua orang,
kini ia tumbuh menjadi kupu-kupu yang didambakan semesta.
Jadi apa yang mesti kau takutkan?
Bunga bertanya kepada ulat, “kenapa kamu tidak mendekatiku?”
“Tunggu aku menjadi kupu-kupu, bunga” jawab ulat meyakinkan bunga.
Hiduplah seperti kupu-kupu.
Memberi keuntungan bagi setiap tanaman yang ia kunjungi
dan memberi kebahagiaan bagi setiap yang melihatnya.
No comments