20 Etika Tidak Tertulis di Dunia Kerja

20 Etika Tidak Tertulis di Dunia Kerja

Kalau hidup sekadar hidup, babi di hutan juga hidup.

Kalau kerja sekadar bekerja, kera juga bekerja.

Profesionalitas merupakan keutamaan yang tak boleh diabaikan selama bekerja. Tak dapat dipungkiri jika dunia kerja kerap terasa menyebalkan dan melelahkan. Namun, bukan berarti hal tersebut boleh dijadikan alasan untuk menyepelekan etika. Menjadi SDM beretika yang menjunjung tinggi etos kerja adalah hal penting yang menunjukkan kualitas diri sendiri. Oleh sebab itu, sederet etika tak tertulis ini hendaknya senantiasa dilakukan selama bekerja:

 

1. Tak pernah ada seorang pun yang bisa dijadikan teman di tempat kerja. Namun, bukan berarti kamu harus menghindari pergaulan di dalamnya. Mulailah bergaul sewajarnya tanpa mengabaikan profesionalitas kerja.

2. Biasakan menyapa siapa pun di lingkungan kerja, termasuk rekan-rekan penanggung jawab kebersihan (cleaning service), juru parkir, dan staf keamanan.

3. Masalah pribadi yang mengganggu suasana hatimu tidak boleh mengganggu produktivitas kerja. Ingatlah bahwa orang-orang di lingkungan kerja tidak peduli terhadap masalahmu sebab hanya hasil pekerjaan yang jadi keutamaan.

4. Jangan pernah menanyakan gaji orang lain atau memberi tahu jumlah gajimu kepada orang lain. Gaji adalah topik yang sensitif.

5. Selain gaji, jangan tanyakan hal sensitif lainnya, seperti apakah orang lain belum atau sudah menikah, agama, atau urusan keluarga. Deretan pertanyaan tersebut tidak sopan dan tidak relevan dengan pekerjaan.

6. Tak perlu ikut campur masalah yang bukan di ranahmu. Tugas seorang pekerja hanyalah menyelesaikan tanggung jawab secara profesional.

7. Pahami bahwa “dinding kantor bercerita” sehingga kamu tidak sembarangan menjelek-jelekkan atasan atau karyawan lain.

8. Hindari kebiasaan menyanjung diri sendiri dan atau merendahkan orang lain. Talenta seorang pekerja akan terlihat dengan sendirinya bila setiap pekerjaan diselesaikan dengan sungguh-sungguh.

9. Usahakan menghindari drama apa pun di kantor. Sibukkan dirimu dengan pekerjaan supaya tak ada waktu untuk terlibat hal-hal di luar prioritas tersebut.

10. Jangan terlalu menunjukkan kepintaran, terutama hal-hal di luar tanggung jawab utama pekerjaanmu. Nanti pekerjaanmu bertambah tapi gajimu tidak.

 

11. Jika ada rekan kerja, bawahan, atasan, atau siapa pun yang sedang dimarahi di kantor, jangan menatapnya terus-menerus. Reaksi yang berlebihan rentan membuat orang tersebut malu dan merasa makin tersudut, bahkan tak mustahil jika akhirnya dia malah dendam kepadamu. Lanjutkanlah pekerjaanmu sendiri tanpa fokus pada kesalahan orang lain.

12. Jangan oversharing kehidupan dan masalah pribadimu. Sebagian dari orang-orang di tempat kerja cuma ingin tahu kesulitanmu, sedangkan sebagian lainnya tidak peduli.

13. Jalinlah relasi profesional yang baik dengan semua orang di lingkungan kerja, termasuk orang-orang yang tidak pernah satu frekuensi denganmu. Kamu tak pernah tahu kapan kamu membutuhkan bantuan dari orang lain ketika bekerja.

14. Jadilah pekerja netral dan biasa-biasa saja yang tidak mengutamakan idealisme pribadi. Tak jarang idealisme pribadi malah membawa kekacauan karena membuat seseorang gagal beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.

15. Jangan membawa pekerjaan kantor ke rumah. Maksimalkan waktu di kantor agar kamu tetap punya waktu untuk diri sendiri dan keluarga.

16. Jaga jarak agar hubungan selalu profesional dengan lawan jenis, khususnya mereka yang sudah punya pacar atau pasangan. Batasi kontak fisik, jangan pulang berduaan, hindari candaan bertema sensitif, dan jangan sembarangan meminjam barang-barang kepunyaan rekan kerja lawan jenis.

17. Hati-hati dalam berkawan dengan rekan kerja, atasan, atau bawahan di media sosial. Jangan sampai unggahan pribadimu di media sosial nantinya disangkutpautkan dengan urusan pekerjaan. Kalau memungkinkan, kamu bisa membuat akun kedua (second account) khusus untuk relasi kerja supaya terpisah dari akun pribadi.

18. Dokumentasikan seluruh hal yang berkaitan dengan kerja tim, misalnya hasil kerja, kritik atasan, dan uang. Tindakan sederhana ini bisa menjadi bukti ketika timbul masalah atau kesalahpahaman di kemudian hari.

19. Jangan kencingi sumur yang airnya kamu minum. Selama kamu masih bekerja di tempat tersebut, sebaiknya kamu tidak pernah membicarakan keburukan di dalamnya kepada siapa pun. Tak ada yang sempurna di dunia ini, termasuk tempat kerjamu. Bersikaplah maklum dan acuh tak acuh supaya kabar buruk tentang tempat kerja di luar sana bukan berasal dari mulutmu.

20. Hubungan baik harus selalu terjalin sekalipun kamu akan berhenti bekerja (resign). Ingatlah bahwa dunia kerja sangat sempit sehingga orang-orang di tempat kerjamu yang lama sangat mungkin memiliki relasi dengan orang lain di tempat kerjamu yang baru. Itulah sebabnya relasi profesional yang terjalin baik sangat penting untuk menunjang reputasimu di dunia kerja.

 

No comments