Aku tidak akan pergi meninggalkan siapa pun
tapi aku tak bisa menggenggam tangan yang ingin pergi meninggalkanku.
Nostalgia bukan sekadar kenangan,
melainkan apa yang terpilih dari museum ingatan.
Sebagian diriku milikku, sebagiannya lagi milikmu.
Dan sebagianku merindukan sebagiannya.
Jadi, maukah engkau datang?
Aku mencintai segala kekuranganmu
kecuali kepergianmu.
Betapa bahagianya seseorang,
ketika ia tak harus meninggalkan siapa pun dan tak sedang menunggu siapa pun.
Bisakah kupilih impianku sendiri
agar aku tidak memimpikan sesuatu yang tak mungkin terjadi?
Sekali seumur hidup,
seseorang akan menjadi sangat emosional,
namun setelahnya ia akan bersikap dingin terhadap segala hal selamanya.
Kematian tidak menyakitkan bagi yang mati.
Kematian terasa menyakitkan bagi yang masih hidup.
Jika kebahagiaan datang untuk kedua kalinya,
maka jangan ingat kembali pengkhianatan yang telah lalu.
Masuk dan meleburlah ke dalam kebahagiaan itu.
Semua jalan tertuju padamu
bahkan jalan yang kutempuh untuk melupakanmu.
Aku mencintainya diam-diam.
Dia membunuhku terang-terangan.
“Aku akan tidur lebih awal hari ini.”
Kebohongan yang selalu kubuat
untuk menenangkan kebisingan rindu dalam benakku.
Sebelum pergi, beri tahu aku di mana cara melupakan dijual,
di mana kutemukan diriku yang dulu,
dan bagaimana aku kembali ke diriku.
Kulatih hati ini dengan cinta
agar mampu menampung mawar beserta durinya.
Beri tepuk tangan orang yang telah mengajarimu kekejaman
lalu tampar dia dengan keras
agar dia tahu bahwa kamu telah mempelajarinya.
Ada beberapa orang yang akan menyakitimu
kemudian mereka bertingkah seolah kamulah yang menyakiti mereka.
Begitulah ciri ketiadaan.
Kau melihatnya namun baginya kau tak pernah ada.
Bagaimana ranting yang patah
bisa yakin bahwa angin telah meminta maaf?
Seperti kaktus berduri
aku tidak akan menangis,
sebab mau seratus tahun air mataku mengalir
tak ada seorang pun yang akan memelukku.
Mari bertukar peran,
kamu yang menunggu dan aku yang tak kembali.
Aku baik-baik saja.
Memar remuknya perasaan,
beberapa goresan di hati dan ingatan,
kata dokter:
semuanya tidak ada yang mematikan.
Itu hanya sekadar jiwa yang terkilir penderitaan.
Melupakan adalah upaya melatih pikiran untuk menghormati kenyataan.
Aku tak melupakanmu,
tapi aku tak bisa berjanji akan tersenyum lagi ketika mengingatmu.
Dulu kita pernah berkata:
“hanya kematian yang bisa memisahkan kita”.
Sialnya, kematian tak kunjung datang
dan kita sudah saling meninggalkan.
Dengan bodohnya aku menyebutmu rumah
sampai lupa, kalau orang lain juga bisa singgah.
No comments