Jika kamu menulis buku tentang jatuh cinta kepada ia yang tidak bisa kamu miliki,
apa baris terakhirnya?
Pada akhirnya kita berjalan dengan mata yang buta.
Kamu yang tak pernah melihatku,
dan aku yang tak pernah melihat selainmu.
Untukku yang sudah berani menulis tentangmu,
harusnya berani menulis hingga tuntas pada halaman terakhir.
Sialnya, aku membiarkannya kosong karena penaku dipatahkan oleh takdir.
Tidak ada halaman terakhir untuk kisah kita,
halaman terakhir ini hanya untukku.
Karena dari awal pun, tidak pernah ada kita.
Mungkin itu alasan kenapa kita dipertemukan saat masih muda,
karena kita tidak bisa menghabiskan hari tua bersama.
Tidak ada kata terakhir karena kamu adalah hal yang tak bisa diselesaikan.
Serasi tapi tak serasa,
sama-sama tokoh utama, tapi dalam buku berbeda.
Punya banyak kesamaan kecuali perasaan.
Jika halaman terakhir itu berakhir buruk,
akan kutulis ulang berkali-kali sampai halaman terakhir itu berakhir bahagia.
Kukira kita sudah berakhir, ternyata kita memang tak pernah memulai.
Pada akhirnya kita kembali menjadi orang asing
yang bertemu di persimpangan jalan
kemudian melanjutkan perjalanannya masing-masing.
Setelah ribuan halaman yang kutulis tentang dirimu,
maka halaman terakhir ini akan menjadi satu-satunya tentang caraku mengikhlaskanmu.
Lembaran terakhir ini kan ku biarkan kosong,
berharap bisa kutulis lagi ketika kau kembali.
Jika memang takdirmu bukan aku, kan kuubah itu.
Karena aku percaya ujung pena dari sebuah takdir kehidupan adalah usaha.
Dan menyandingmu adalah bait penutup yang ingin kuukir dengan pena usahaku.
Bagaikan burung mencintai ikan,
aku berenang ke dalam lautan dan kau terbang di langit.
Pada mulanya kita tak saling kenal dan akhirnya kita pun tak saling kenal.
Pada akhirnya kita berjalan pada pilihan masing-masing.
Kamu dengan pilihanmu dan aku tidak bisa memilih selain kamu.
Tak sempat aku menulis bait terakhirnya,
tintaku mengering sebelum kisahnya selesai.
Dan itu hanya menjadi naskah yang tak akan pernah selesai.
Hilangku kini telah membuatmu tenang,
bahwa di antara kita hanyalah sebatas kenang.
Tak akan terulang, karena aku bukanlah pemenang.
Pada akhirnya kita bertemu dalam suasana yang sama,
kau diselimuti tanah basah, sedang aku diselimuti rasa rindu.
Tak akan kubuat halaman terakhir,
karena bersamamu atau tidak, ceritamu tak akan kuakhiri.
No comments