20 Quotes tentang Rumah

20 Quotes tentang Rumah

Kukira aku rumah, tempat pulang paling nyaman.

Ternyata aku cuma jamban, tempat buang ampas-ampas kehidupan orang lain.

 

Rumah tempatmu pulang

harusnya membuatmu merasa aman dan nyaman,

bukan penuh ancaman, banyak drama, atau memicu kegelisahan.

 

Sebab pulang bukan tentang adanya rumah,

tapi adanya hati yang menyambut penuh kehangatan.

 

Dia hanya singgah, bukan untuk menetap.

Seharusnya aku menempatkannya di sisi rumah,

bukan malah memberinya seisi rumah.

 

Pulang itu bukan ke mana.

Tapi kepada siapa.

Karena rumah bukan hanya sekadar tempat.

Rumah bisa dikatakan sebagai rumah

ketika ada orang-orang yang membuatmu merasa aman di dalamnya.

 

Jadilah rumah tempat mereka kembali,

tempat keletihan berpulang, tempat rindu berakhir,

tempat senang berbagi, tempat yang menerima dengan senang hati.

 

Rumah belum tentu adalah tempat bagi segala rasa bermuara.

Rumah bisa jadi hanya bangunan yang diberi label “rumah”.

 

Satu-satunya rumah yang tidak pernah menutup pintu: Ibu.

 

Namanya memang rumah, tapi rasanya tidak seperti rumah.

Kata mereka, rumah adalah tempat pulang

bagi setiap resah, bahagia, kecewa, senang, lelah juga perasaan lainnya.

Tapi yang kurasa,

rumah adalah tempat paling banyak menyumbang kesedihan.

Jadi, sebenarnya, rumah itu apa?

 

Yang datang aku sambut.

Yang pergi aku persilakan.

Hidupku adalah rumah, aku adalah pemiliknya.

Sisanya adalah tamu yang tak bisa aku paksa tinggal.

 

Rumah?

Ada tempat yang kusebut rumah tapi dalamnya tidak ramah.

Jika orang lain pulang untuk tenang,

maka aku pergi agar tetap waras.

 

Rumahku adalah diriku sendiri.

Seberapa capek dan sedihnya aku,

yang bisa ngerti ya cuma diri sendiri.

 

Terkadang berpindah rumah itu lebih baik,

daripada memperbaiki gubuk yang sudah ambruk.

Tapi ini bukan tentang rumah.

 

Akhirnya aku bisa pulang tanpa harus mengharapkan orang lain sebagai rumah.

Sebab, sekarang aku paham

bahwa tempat pulang paling nyaman adalah diri sendiri.

 

Kalau kamu tidak juga menemukan sosok rumah di orang lain,

setidaknya jadilah rumah untuk diri sendiri.

Tempat kau pulang dan mengevaluasi

bagaimana seharusnya kamu merespon dan menjawab apa-apa yang sedang terjadi di hidupmu.

Jangan punah.

Jaga diri baik-baik.

 

Jadilah rumah tempat mereka kembali.

Tempat keletihan berpulang.

Tempat rindu berakhir.

Tempat senang berbagi.

Tempat yang menerima dengan senang hati.

 

Bila rumput rumah tetangga selalu terlihat lebih hijau,

cobalah untuk melihat rumputmu dari rumah tetanggamu.

 

Aku tak ingin jadi tempatmu singgah.

Karena itu hanya sementara, kemudian akan berpindah.

Aku ingin menjadi rumah yang kau butuh.

Tempatmu tinggal, tempatmu bersandar, dan tempatmu berkeluh kesah.

 

Anggap saya rumahmu.

Yang ketika kamu bepergian, kamu selalu tahu arah pulangmu.

Menetaplah jika mau, pergilah hanya jika perlu.

 

Kamu tahu apa yang lebih menyakitkan dibanding tak punya rumah?

Kamu mati secara perlahan

di dalam rumah yang terlihat sempurna di mata orang lain,

tapi hancur di matamu.

 

No comments