100+ Kumpulan Fiksi Mini Terbaik Twitter

100+ Kumpulan Fiksi Mini Terbaik Twitter

Karya sastra tidak terbatas pada jumlah kata yang terkandung di dalamnya. Ketika masih aktif menggunakan Twitter di tahun 2010, saya menemukan satu akun menarik bernama Fiksi Mini (@Fiksimini). Akun tersebut berhasil memberikan sentuhan kreativitas pada ketentuan posting Twitter yang kala itu dibatasi maksimal 140 karakter. Ternyata, panjang konten Twitter yang tidak seberapa bisa disulap menjadi karya fiksi luar biasa, ya 140 karakter saja.

Menurut saya, keunikan fiksi mini yang lahir di Twitter justru terletak pada keterbatasan tuturnya. Ciri khasnya adalah plot twist, alur cerita yang dipelintir di bagian akhir untuk memberikan efek kejut. Pemilihan diksinya pun harus efektif karena berlomba dengan pembatasan karakter yang ditetapkan Twitter.

Tanpa berpanjang-panjang kata, fiksi mini berhasil memancing pengguna Twitter berpikir kreatif demi menghasilkan karya eksentrik. Tak mengherankan bila akun tersebut mampu membentuk basis komunitas cukup solid bahkan sudah menghasilkan karya tulis berupa buku kumpulan fiksi mini.

Sayangnya, akun fiksi mini tampak sudah tidak aktif sejak tahun 2020. Beberapa hari lalu, tiba-tiba saya teringat dengan akun inspiratif tersebut dan tergugah mengumpulkan karya-karya terbaiknya yang terdapat di Twitter. Sebagian koleksi kecil fiksi mini Twitter tersebut adalah sebagai berikut:

 

1

Awet Muda

Kakek tersenyum. Setelah 20 tahun, wajah nenek masih sama seperti yang ada di foto. “Untung bau busuknya sudah hilang.”

 

Penerimaan Murid Baru

Tersisa satu bangku kosong. Aku bersiap menghadapi tes, bersaing dengan gadis yang bunuh diri itu.

 

Sebungkus Nasi Sisa di Bangku Taman

Kedua pengemis itu masih berdebat, siapa yang lebih dulu berdoa.

 

Memimpin Doa di Kelas

Bocah lelaki itu bingung, memakai cara ayah atau ibu.

 

Gerbang Sekolah Ditutup

Nina telat, Adi mulai berkeringat.

 

Gencatan Senjata

Jabat tangan ini terlalu lama. Telunjuk kiriku sampai pegal, menahan pelatuk di saku jas.

 

Usai Bercinta

Lupa menutup jendela, pasangan itu ditemukan berpelukan di dalam surat kabar.

 

Demi Anak

Dewi mengadok adonan lengket dodol Betawi. Dadanya yang rata karena diikat kain ketat mulai terasa perih. Tradisi kadang harus diakali.

 

Pengusaha Sukses

“Kalian pasti ingin sesukses saya, begini lo, rahasianya. Dengarkan!” Ia mulai bicara dengan bahasa babi.

 

Banjir Bandang

Rumah-rumah mengungsi, tak sempat membangunkan penghuninya.

 

2

Lemari Kayu

Tempat menyimpan semua barang kebanggaan ibu. Terakhir, kulihat kakak masih terkunci di situ.

 

Rutinitas Pagi

Cuci darah dan membersihkan rambut yang terselip di sela-sela gigi.

 

Lumrah

Seperti pertemuan biasanya. Setelah bercinta mereka berpelukan, bagai kekasih yang enggan berpisah. Lalu kembali ke istri mereka masing-masing.

 

Di Bawah Langit Jakarta

“Bapakku orang kaya, atap rumah kami saja 5 miliar!” kata anak itu di kolong jembatan.

 

Ziarah Bersama Ayah

Kami sudah mengunjungi 3 kuburan ibu, sisa 5 lagi.

 

Ketupat

“Disiram opor.”

“Ditaburi emping.”

“Jangan lupa sambal goreng ati.”

“Surga.”

Lalu kami tertawa sambil menyantap ubi rebus. Sipir ikut tersenyum.

 

Bertemu Mantan

Kakak, memutar motornya kembali ke arah rumah. Hatinya lupa ditinggal.

 

Ibuku Bernama Mawar

Tak ada yang tahu di mana dia berada, sejak hotel melati itu dibangun.

 

Keliling Museum

Kami dipaksa diam oleh penjaga kalau masih mau diberi pengawet.

 

Naik Naik ke Puncak Gunung, Tinggi Tinggi Sekali

Udin terus bernyanyi, menghibur dirinya, dan dua temannya di dalam kantong mayat.

 

3

Tantrum

Tak ada yang menolong bayi itu. Kini, ia memberitahukan keinginannya lewat pecahan kaca yang menancap di mata.

 

Tulang Punggung Keluarga

Sebelum berangkat kerja, bapak selalu minum obat kuat sebutir.

 

Protes

Setelah menerima surat pemotongan gaji, aku segera masuk ke ruangan direktur, menemui istriku.

 

Mobil Jenazah

Saat terjebak macet, sopir langsung pucat pasi, klakson berbunyi sendiri.

 

Menikah

Terdengar musik syahdu. Di depan altar mereka berjanji. Air mata ibu meleleh, melihat kedua mempelai berciuman di dalam angan.

 

Sebelum Berangkat Sekolah

Ibu menciumku sambil berkata, “jangan nakal dan jangan lapar.”

 

Reservasi Bulan Madu

Ia tetap pergi, meski sendirian.

 

Kisah Sedih

Lama sekali buaya itu terdiam. Santapan di hadapannya memakai jaket kulit anaknya.

 

Pernikahan Kami Langgeng

Tiap malam, kami saling membalsem.

 

Santapan Empuk

Lelaki itu meneteskan liur, kali ini Mia mengutuki bau kencur yang ada pada tubuhnya.

Fiksimini Twitter 140 Karakter

4

Masinis Baru

Tampan dan wangi. Para penumpang tidak tahu, dia sudah tiada.

 

Malu

Di ujung jalan, gadis muda itu menyimpan kehamilannya di bawah roda truk.

 

Damai

Adik tertidur dalam perut ibu. Ibu dalam perut bumi.

 

Nina Bobo

“Tidurlah, anakku sayang,” seorang ibu tersenyum, seraya mengelus lantai keramik itu.

 

Berobat

Jenuh, adik iseng memelintir leher boneka itu. Terdengar jerit panik dari para pasien, kepala sang dukun terlepas.

 

Hujan

Seisi kota berlumur cairan merah, warga panik kocar-kacir. Aku tertawa, baru saja ladang tomatku terkena tornado.

 

Bertemu Ibu

Rupanya mudah, dengan ikat pinggang ayah yang benar-benar menjerat leherku.

 

Di Dalam Restoran Mewah

Kenyang, padahal aku cuma menelan ludah.

 

Jalan Mundur

Dia putar jarum jam ke arah berlawanan. Dia masih yakin, ada jodohnya yang terlewatkan.

 

Khasiat Jengkol

Lelaki pingsan di kandang kambing. Si gadis pergi dengan perasaan lega. “Hampir saja...”

 

5

Detik Terus Berlari

Detak jantungku tak dapat mengikuti lagi.

 

Hujan

Selain untuk belajar, papan tulis ini juga tempat bernaung kami.

 

Bimbang

“Papan yang ini untuk suluh memasak atau untuk menambal dinding rumah, Bu?”

 

Bioskop

Sesampainya di rumah aku akan bertanya kepada Ayah, kenapa wanita itu yang dicium, bukan Ibu.

 

Nasihat

“Perempuan itu butuh perhatian. Mengerti?”

“Mengerti, Yah.” Tak lama ibu tiri pun jatuh dalam pelukanku.

 

Strategi

“Kuasai galon itu!” perintah pemimpin kami.

Di padang itu, terik matahari lebih tajam dari pedang musuh.

 

Door Prize

Seluruh peserta semakin resah, karena tak bisa pulang. Belum ada yang dapat hadiah pintu.

 

Gugup

Aku masih belum berani bilang cinta kepada wanita. Padahal anak sudah tiga.

 

Penusukan

“Kamu mau ikut menanyai korban?”

“Tidak, Pak. Saya tunggu di luar saja.” Aku takut dia mengenali wajahku.

 

Papan Tulis

Setiap kali disuruh maju, aku selalu menolak. Sudah berapa kali papan itu diganti karena tangan ini.

 

6

Belum Bisa Tidur

Mataku berputar mencari. Tak ada domba di benak, tersisa satu serigala.

 

Detak Jantungnya Melambat

“Beri pengejut!” teriak dokter.

Suster datang bersama KPK.

 

Di Pasar

Ketika hendak kuambil, tiba-tiba api menyembur dari dalam bungkus nagasari.

 

Bertamu

“Silakan dinikmati, ala kadarnya ya.”

Tuan rumah menyodorkan sebuah foto kopi.

 

Kesurupan

Mereka semua berteriak ketakutan.

“Cepat keluarkan manusia dari dalam kuntilanak itu.”

 

Kartu Merah

Diberikan wasit kepada seisi stadion.

“Pertandingan ini hanya untuk yang berjiwa sportif,” katanya lirih.

 

Kekasihku Bunuh Diri

Dia mendapati bahwa aku dan sepi bukan hanya sekadar teman.

 

Pembagian Angpao

Anak itu menanti dengan sabar di barisan paling belakang.

Dia hanya ingin melihat ayah.

 

Cocok Tanam

Sudah selesai pekerjaan hari ini.

Sekitar 9 bulan lagi, Pak Mukidi akan panen.

 

Domikado

Permainan berhenti di anak ketiga,

tangan kanannya hilang terkena petasan Ramadan kemarin. 


fiksimini

7

Dosen Pembimbing

Aku dibimbing skripsi di kamarnya yang luas dan empuk sekali kasurnya.

 

Antik

Di dasar bejana, kutemukan sehelai rambut milik nenek.

Sekarang aku tahu rahasia kakek bisa mendapatkan nenek.

 

Mertua Idaman

Selalu menghilang saat aku datang.

 

Cuti Akting

Aku sudah kepayahan menjalankan skenario Tuhan.

 

Uji Nyali

Baru sampai penerima tamu dia menyerah.

Resepsi pernikahan bekas pacar terlalu menyeramkan.

 

Doa

Pejuang veteran itu tertunduk,

“Tuhan, kapan giliran saya didoakan orang-orang?”

 

Ibu Mencukur Licin Brewoknya

Ayah memang suka aneh-aneh kalau sedang hamil.

 

Seratus Rupiah Per Helai

Aku mengecat putih rambut Ayah selagi ia tertidur.

Besok, aku akan kaya.

 

Terima Kasih, Ibu

Berkali-kali kuulang sampai fasih.

Saat ia datang, hanya gonggongan yang keluar dari mulutku.

 

Merokok Sudah Tidak

Kini ia merusak jantungnya dengan mengisap banyak rindu

untuk wanita yang hanya menganggapnya babu.

 

8

Banjir

Hujan deras turun sejak tadi.

Aku sibuk menguras genangan kenangan yang penuh mengisi pikiranku.

 

Tuhan Tak Pernah Tidur

Surga tak putus mengimpor kopi dari bumi.

 

Tulang Rusuk

”Satu lagi bisa?” bisik Adam,

sambil menyodorkan tulang rusuk terakhirnya.

 

Lahan Basah

“Suamimu di komisi apa?”

“Ndak tahu. Yang penting komisinya lari ke kantongku.”

 

Hari Terakhir Bekerja

Tuhan mengosongkan ruang kerja-Nya.

Sangkakala mulai berkumandang.

 

Berusaha Mencari Ibu Tiri yang Baik

Aku menonton banyak sinetron.

Berlatih melotot dan merancang sabotase.

 

Juara

“Jadi suamiku besok menang ya, Bang?”

“Tenang sayang,” kata wasit itu, menarik selimut, menggeliat.

Kami bertanding kembali.

 

Doa Orang Teraniaya

Dina berdoa sambil berlinang air mata.

Di sebelah dia, si calon pemerkosa mengutuki kemaluannya yang layu.

 

Marah Dalam Hati

Saat otopsi, ditemukan hatinya membusuk dan penuh belatung.

 

Bertamasya

Di sepanjang jalan, kami menikmati pemandangan indah,

lewat mata Ibu dan Ayah.

 

9

Malam Pertama

Tujuh unit pemadam kebakaran mendekat.

“Maaf, kamu terlalu bergelora,” ucap Ayu tersipu.

 

Keluarga Berantakan

Ayah di penjara, Ibu di rumah sakit jiwa.

Aku tersenyum, mengintip dari balik kelambu keranda.

 

Si Ahli Debat

Menjelang lomba, di belakang panggung ia meraut lidahnya.

 

Saat Gerhana Terjadi

Di rumah pacar,

aku tengah berperang melawan diri sendiri untuk tidak melolong.

 

Putaran Kehidupan

Hingga tua, serigala itu masih berbulu domba.

 

Ibuku

Jago silat.

Sudah puluhan preman kampung yang berakhir di kualinya.

 

Menu Sambal Goreng Ati Buatan Ibu

Pedas, manis.

Warung makan kami tetap ramai, walau sering jatuh korban, terutama pria.

 

Berbagi Selimut

Padahal malam ini dingin sekali tapi tetap kutolak.

Ada musuhku di dalamnya.

 

Di Atas Rakit

Kami menelan ludah, putaran botol melambat,

segera ketahuan siapa yang akan dimasak jadi bekalnya.

 

Sehari Setelah Dimarahi Bapak

Akhirnya telingaku kembali ke tempat masing-masing.

Kemarin mereka saling menjauh.

 

fiksimini

10

Impianku Terkabul

Akhirnya aku bisa jogging dengan wanita idamanku,

Meski dengan rantai yang melilit di leher.

 

Malu

Setiap bercumbu dengan istri, Mono tak pernah mau membuka baju.

Takut ketahuan belangnya.

 

Atlet Rebahan

Olahraga kekinian yang sangat digandrungi.

 

Sama Rata

Dada penggoda suamiku hilang di meja operasi.

 

Kartu Mati

Perawatku bermain poker dengan malaikat maut.

Bertaruh nyawaku.

 

Terserah

“Nama anakmu benar Terserah?”

“Iya, usul dari istriku.”

 

Kolom Orang Hilang

Aku gemetar.

Seminggu lalu, temanku kutinggalkan di tepi jalan tol.

 

Raja Singa

“Dok, kenapa saya bisa kena?”

“Mungkin Bapak kebanyakan jajan di hutan.”

 

Nasihat Ayah

Jika setiap pulang dari bermain kamu terus menangis,

kapan kamu meraih cita-citamu jadi seorang petinju.k

 

Mertua

Aku menyesal makan bersamanya.

Bibir dan telingaku kepedasan.

 

No comments