7 Hal yang Patut Diteladani dari Setan

7 Hal yang Patut Diteladani dari Setan

Isi otak biasanya langsung mengarah ke hal-hal negatif saat membaca atau mendengar tentang “setan”. Iya, emang selama ini setan diidentikkan dengan segala keburukan. Tapi bukankah semua hal di dunia bisa diteladani tergantung dari sisi mana kita memandangnya?

Tulisan ini saya buat ketika sedang iseng mengamati setan dari sudut pandang berbeda. Tujuannya bukan memancing perdebatan atau menyudutkan agama apa pun. Menurut saya, manusia sebagai makhluk yang katanya paling sempurna aja punya kelebihan dan kekurangan. Maka berarti setan pun bisa saja mempunyai kelebihan yang telanjur dianggap nggak ada karena kekurangannya jauh lebih banyak.

Inilah beberapa kelebihan setan yang setidaknya patut diketahui dan syukur-syukur sih diteladani dalam konteks positif:

Setan Itu Pintar

Konon kabarnya setan itu diusir Tuhan karena kesombongannya, bukan karena kegoblokannya. Bahkan, setan termasuk makhluk paling pintar yang awalnya berstatus malaikat. Kalau kita goblok, berarti kita kalah dari setan. Gimana caranya menang melawan entitas yang lebih cerdik daripada kita. Sebenarnya sih sah-sah aja ya sesekali menyombongkan kepintaran asalkan situasinya tepat. Soalnya mayoritas orang cenderung menganggap rendah orang lain yang dikiranya lebih goblok.

Setan Itu Bermulut Manis

Saya nggak tahu juga sih apakah setan yang menggoda Adam dan Hawa untuk makan buah terlarang itu sama dengan setan yang kita maksud saat ini. Bila sama, berarti setan itu bermulut manis kan sampai tipu muslihatnya berhasil. Itulah sebabnya kita pun harus bermulut manis untuk mencapai tujuan-tujuan kita. Coba bayangin kalau setan marah-marah ketika menjerumuskan manusia ke dalam dosa, pasti manusianya nggak bakal mau ikutan kan. Sesuatu yang dibalut omongan manis tentu lebih mudah memengaruhi orang lain.

Setan Itu Konsisten

Mayoritas orang Indonesia pasti nggak asing sama konsep pesugihan. Mula-mula orang yang menginginkan sesuatu (biasanya kekayaan) akan bikin perjanjian dengan kaum setan. Perjanjian itu tentu ada konsekuensinya sendiri berupa tumbal. Biasanya sih tumbalnya berupa orang lain atau suatu aturan yang wajib ditaati. Tapi lama-kelamaan orangnya kesusahan nih buat nyiapin tumbal atau barangkali melanggar ketentuan tertentu sampai akhirnya dia sendiri yang jadi tumbal.

Jadi udah jelas ya, setan itu konsisten. Ujung-ujungnya orang yang bikin perjanjian itu sendiri yang jadi korban. Nggak ada ceritanya setan ketipu manusia sampai ngebatalin perjanjian. Emang dasar manusianya aja goblok, kok mau buat kesepakatan sama setan. Suatu kesepakatan yang pasti berakhir merugiakan dirinya sendiri sebab jelas setan itu lebih pintar, licik, dan sakti.

Setan Itu Nggak Menye-Menye

Inget kan kalau setan itu diusir Tuhan karena kesombongannya?

Ok, setan langsung pergi setelah diusir. Bukannya mohon-mohon sama Tuhan biar tetap ada di sisi-Nya. Dari kejadian itu, setan terbukti nggak menye-menye. Hidup itu harus move on, bos. Jika seseorang atau sekelompok orang nggak menghendaki keberadaan kita lagi, ya udah pergi aja. Barangkali di luar sana ada hal lain yang lebih baik bagi diri kita.

Setan Itu Memang Terbukti Jahat

Sifatnya yang jahat justru membuat setan patut diteladani. Maksudnya, kita nggak perlu mikir dua kali untuk menghindari urusan sama setan. Ya emang dia udah jahat kan, mau dibaikkin kayak apa juga sifatnya jahat. Kebaikan setan hanya kamuflase untuk menutupi niat sesungguhnya.

Beda konsep sama orang yang awalnya kita kira baik. Orang-orang yang tadinya bikin kita terpesona sama kebaikannya tapi malah berakhir mengecewakan. Kelakuannya lebih liar nggak terkendali daripada setan. Mungkin setan kalau deket-deket mereka juga bingung kok bisa ada orang yang kelakuannya jauh lebih bejat dari dirinya sendiri.

Setan Itu Sering Disalahin tapi Cuek Aja

Sewaktu manusia berbuat kejahatan, setap acapkali dijadikan kambing hitam.

“Saya khilaf. Ini bisikan setan.”

Lah bisikan setan pala bapak kau kali. Ringan kali bunyi mulutmu.

Padahal diri sendiri yang tergugah bikin maksiat, tapi malah setan yang disalahin. Emang sih pekerjaan paling gampang di dunia ini adalah menyalahkan orang lain, termasuk nyalahin setan biar keliatan suci polos tak bernoda. Eh, setannya malah cuek santai kok. Nggak ngambek karena dijadiin kambing hitam, fokus aja sama tujuannya sendiri.

Setan Itu Good Looking

Nah, satu lagi keistimewaan setan adalah penampilannya yang good looking. Katanya sih setan itu dulunya salah satu malaikat paling rupawan. Malu nggak kalau kalah good looking dari setan?

Good looking bukan harus ganteng atau cantik sih. Perbaiki diri sendiri secara terus-menerus dengan hidup sehat, berpenampilan rapi, berperilaku dengan memerhatikan adab, berpakaian yang pantas sesuai selera pribadi dan acara. Banyak kok orang yang secara fisik biasa-biasa aja tapi kelihatan menarik dan good looking karena pandai merawat serta menghargai diri sendiri.

 

Bisa jadi setan nggak seserem yang dibayangkan manusia. Mungkin juga manusia yang lebih nyeremin dari setan. Pada akhirnya semua tergantung sudut pandang masing-masing, kan?

Sebagai penutup, ada salah satu kutipan tentang setan yang terasa menarik buat saya:

Musuh manusia bukanlah setan, tetapi dirinya sendiri.

 

No comments