Telinga yang dua,
untuk mendengar dua sisi cerita seharusnya.
Tangan yang cuma dua ini tidak bisa dipakai
untuk menutup mulut orang-orang yang ucapannya tak ingin kita dengar.
Jadi, kitalah yang harus menutup telinga kita sendiri.
Kita mempunyai dua telinga dan satu mulut
agar bisa lebih banyak mendengar daripada berbicara.
Kadang-kadang orang tidak butuh bahu untuk bersandar
atau teman untuk menangis bersama;
mereka hanya butuh telinga yang bersedia mendengarkan
tanpa menyertai bibir yang menghakimi.
Belajarlah melihat dengan mata, jangan menilai orang hanya dari telinga.
Perlakukanlah orang lain sesuai dengan apa yang kau lihat,
jangan dari apa yang kau dengar.
Diciptakannya mata agar tidak gampang menilai orang dari telinga.
Pemilik telinga yang baik akan memasangnya
sebelum mulut orang yang ingin berkeluh kesah terbuka menyampaikan isi hatinya.
Jika telingamu mendengar cerita tentang seseorang,
gunakan juga matamu untuk melihat,
dan jangan lupa gunakan akal pikiranmu untuk menilai,
setelah itu barulah gunakan mulutmu untuk berkomentar.
Sebenarnya, hanya butuh telinga untuk lebih sabar mendengarkan.
Karena bisa jadi,
selama ini kita hanya menuntut didengarkan tapi tak pernah mau mendengarkan.
Kita bisa hidup lebih bahagia
jika pandai menentukan waktu membuka dan menutup telinga
dari cerita orang lain.
Nasihat itu ibarat seperti bunyi alarm.
Ada kalanya menyakitkan telinga,
namun dengan itulah mata kita akan terbuka.
Mata itu selalu lebih mudah tergoda. Juga telinga.
Manusiawi sekali kita senang mendengar dan membaca janji-janji indah.
Mayoritas orang mendengarkan orang lain hanya untuk menanggapi.
Hentikan.
Biasakan mendengarkan untuk memahami.
Belajarlah tutup telinga untuk hal yang menyakiti hati
dan
tutup mulut untuk hal yang menyakiti orang lain.
Daun telinga yang diletakkan berdampingan akan membentuk hati.
Telinga dalam bahasa Inggris terdapat di tengah kata hati (h-ear-t),
Telinga adalah jalan menuju hati.
Bila ingin hatimu bersih,
jangan dengar berita yang berisi hasutan, gosip, dan kebencian.
Saat berproses kamu harus tebal telinga
karena hanya satu mata yang melihat
seribu mulut yang berbicara.
Beberapa hal memang butuh telinga orang lain untuk mendengarkan
agar terasa ringan.
Namun, beberapa hal lainnya akan lebih aman jika kita diam dan tidak bercerita
sebab berisiko menimbulkan kekacauan.
Terlalu banyak suara yang masuk ke telinga
hingga diri ini terus bertanya
harus jadi manusia seperti apa.
Aku sudah belajar untuk tidak mengeluh,
karena setiap kali aku pinjam telinga
katanya lukaku tidak seberapa.
Mari sembuh tanpa bercerita.
Kadang, beberapa telinga tidak berfungsi dengan baik.
No comments