Dum spiro spero.

Selama masih bernapas, berarti masih ada harapan.

Fatum brutum amor fati.

Cintailah takdirmu meskipun (takdir) itu kejam.

Cogitationis poenam nemo patitur.

Tidak ada seorang pun yang boleh dihukum karena apa yang dipikirkannya.

Potius sero quam nunquam.

Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.

Male parta male dilabuntur.

Apa yang didapatkan dengan cara yang salah

akan hilang dengan cara yang salah (buruk) juga.

Ada seorang anak yang rajin ibadah di gereja. Lalu suatu hari ia berkata kepada ibunya,

“Bu, mulai hari ini aku tidak mau ke gereja lagi.”

“Lo kenapa?” sahut sang Ibu.

Karena di gereja aku menemukan orang-orang yang kelihatannya suci tapi sebenarnya tidak. Ada yang sibuk dengan smartphone-nya, ada yang memimpin ibadah tapi tetap melakukan tindakan maksiat,  ada yang menyelundupkan uang persembahan dari umat. Selain itu, ada pula yang membicarakan keburukan orang lain serta hanya mau bergaul dengan komunitasnya saja.

Menaruh harap pada manusia,

adalah seni paling sederhana untuk menderita.

Aku sudah pernah merasakan semua kepahitan dalam hidup

dan yang paling pahit ialah berharap kepada manusia.

Pada akhirnya,

orang yang terlalu berharap hanya akan menerima kekecewaan

saat jawaban yang diharapkan tidak kunjung tiba.

Jangan berharap lebih pada seseorang.

Jangan sampai kamu benar-benar kecewa

oleh harapan yang kamu buat sendiri.

Manusia yang berpolitik itu namanya binatang,

dan binatang yang berpolitik namanya manusia.

Politik memang bukan tentang apa yang benar.

Politik adalah bagaimana kita salah dengan benar.

Bagiku sendiri politik adalah barang yang paling kotor.

Lumpur-lumpur yang kotor.

Tapi suatu saat di mana kita tidak dapat menghindari diri lagi,

maka terjunlah.

Politik itu penuh dengan logika.

Salah satu logika yang dimilikinya adalah kompromi.

Selingkuh:

meninggalkan yang tak sempurna

untuk yang lebih tak sempurna.

Pengorbanan adalah meninggalkan satu kebaikan

untuk mencapai kebaikan yang lebih besar.

Meninggalkan keburukan bukanlah pengorbanan,

tapi kewajiban.

Akan ada saatnya

orang sabar pergi meninggalkan apa yang membuat dia sabar.

Yang ditinggalkan akan sembuh karena dipulihkan waktu.

Tapi,

yang meninggalkan tidak akan pernah sembuh

karena terus dikejar-kejar masa lalu.

Ditinggalkan atau meninggalkan sejatinya sama-sama berat.

Hanya saja jika meninggalkan ia bisa kembali

namun yang ditinggalkan hanya mampu berdiri sepi.