Dewasa adalah
paham mengenai yang perlu atau tidak perlu untuk dipermasalahkan.
Manusia dituakan oleh usia
dan didewasakan oleh keadaan.
Semakin dewasa seseorang, semakin matang cara berpikirnya,
maka semakin pandai dia memilah-milah,
mana yang harus diumumkan ke orang lain,
mana yang sebaiknya disimpan sendiri.
Berhenti menyalahkan masa lalu,
cobalah untuk menerimanya dan memahami
bahwa itu hanya buatmu lebih kuat dan dewasa.
Semakin kamu dewasa
semakin kamu dituntut untuk selalu terlihat baik-baik saja
meski kamu sedang hancur-hancurnya.
Kalau yang dicari adalah siapa yang bisa disalahkan,
tidak akan pernah ada solusi.
Bukan karena dirimu lemah,
tapi karena yang dewasa harus lebih mengerti mereka
yang sedang berproses untuk menjadi dewasa.
Semakin dewasa
kamu akan semakin paham
bahwa diam dan mengiyakan itu lebih baik
daripada memperdebatkan hal-hal yang tidak sejalan denganmu.
Masalah yang kamu hadapi bukan untuk menjatuhkanmu,
tetapi agar kamu bisa berpikir lebih dewasa dari hari ini, kemarin, dan sebelumnya.
Umur itu angka, dewasa itu tentang sikap.
Semua orang bisa tua,
tapi sikap belum tentu semua orang bisa.
Dewasa itu bukan tentang berapa umurnya,
tapi bagaimana ia bisa mengendalikan diri, mengatur masalah, dan menahan amarah.
Kalau menjadi dewasa tidak semenyakitkan ini,
mungkin kita gak akan ngerti arti dewasa itu apa.
Kita gak akan tau gimana dewasanya memaafkan,
dewasanya merayakan kehilangan, dewasanya bersyukur, dewasanya merasa cukup,
dewasanya kalah, dewasanya menerima.
Di masa kecil kita tersenyum tanpa alasan,
di masa dewasa kita tersenyum untuk menyembunyikan alasan.
Simpan, diam, dan rasakan.
Dewasa tidak semua harus dikatakan.
Kejadian besar selalu bisa membuat orang cepat dewasa.
Mereka tidak bisa menghindar, tidak bisa melawan.
Mereka hanya bisa memeluk semua kesedihan, memeluknya erat-erat.
Dewasa memang satu proses pertemuan (kadang pahit) dengan diri sendiri.
Pertengkaran orang dewasa tidak sesederhana pertengkaran anak-anak.
Mereka tidak bisa berbaikan hanya dengan meniup ujung jari kelingking saja.
Kesepian itu menyakitkan ketika seseorang masih muda,
tetapi menyenangkan ketika seseorang dewasa.
Saat kau dewasa nanti,
barulah kau akan mengerti mengapa begitu banyak perpecahan terjadi,
dan perdamaian hanyalah sebuah kata yang terdengar mustahil.
Dewasa berarti
bisa menerima berita buruk dan menerimanya dengan tenang.
Menjadi dewasa itu sebuah pilihan.
Bukan soal usia saja yang berkurang namun semua perlu kesiapan.
Siap terluka, siap terjatuh, siap untuk sakit hati.
Namun di balik semua itu, menjadi dewasa perlu kesiapan untuk bangkit kembali.
Bagaimana menjadikan masa lalu pelajaran berharga di kemudian hari.
No comments