Karena yang paling menyebalkan dari sebuah janji adalah:

membuat seseorang menanti dan berekspektasi.

 

Kadang, janji adalah kebohongan termanis.

 

Jangan pernah mengambil keputusan ketika sedang marah

dan jangan pernah mengumbar janji ketika sedang bergembira.

 

Pilar kepemimpinan itu ada lima;

Perkataan yang benar, menyimpan rahasia,

menepati janji, senantiasa memberi nasihat, dan menunaikan amanah.

 

Mereka yang paling lamban dalam membuat janji

adalah yang paling setia dalam melaksanakannya.

 

Berharap bisa menjadi seseorang yang diberi kekuatan sehingga selalu pandai menjaga lisan.

Pandai berjanji harus pandai menepati

karena janji adalah amanah yang harus ditepati.

 

Setelah dia pergi.

Kau bukan tak mampu melupakannya.

Kau hanya tak mampu melupakan janji-janji dan kenangan bersamanya.

 

Berjanji memanglah mudah, tapi untuk menepati janji tersebut kadang manusia lupa.

Bahkan terkadang pura-pura lupa.

 

Siapa yang memegang janji maka dialah orang yang bisa dipercaya

dan kita bisa menyandarkan hidup padanya.

 

Besarnya kepercayaan dirimu sebanding dengan seberapa banyak janji yang kamu tepati.

Terutama janjimu pada dirimu sendiri.

 

Jangan pernah mempercayai seseorang yang hanya berkata

tapi tak pernah berbuat.

Karena ia akan mudah ingkar janji semudah ia berucap janji.

 

Lebih baik berusaha untuk tidak berjanji

daripada berusaha mencari-cari alasan atas janji yang tidak dipenuhi.

 

Jangan hanya belajar memenuhi janji.

Tapi belajarlah juga cara untuk mengatakan tidak saat seseorang meminta kita untuk berjanji.

 

Jangan mudah percaya dengan janji.

Karena tidak semua janji akan ditepati.

Terkadang janji hanya sekadar wacana.

Terkadang janji hanya sebagai penyenang hati.

 

Jika tidak ada bahu untuk bersandar

masih ada telur untuk didadar.

Karena hidup butuh sarapan bukan harapan

dan butuh gizi bukan janji.

 

Terkadang sebuah janji adalah penenang yang berujung sebuah kebohongan.

 

Janji terucap mudah ketika kamu senang bahagia.

Namun janji terlupa mudah ketika kamu sedih

atau mungkin karena kebahagiaan lain yang membuatmu seakan lupa

bahwa di sana ada orang yang hampir lelah menunggumu

dengan janji yang pernah kau lontarkan dengan begitu manisnya dulu.

 

Dulu ada yang berjanji searah,

namun kini tinggal sejarah.

 

Ketika jatuh cinta, jangan berjanji tak saling menyakiti.

Namun berjanjilah untuk tetap bertahan meski salah satu tersakiti.

 

Janji mungkin tak bernilai bagi yang mengucapkan

tapi selalu terngiang di hati yang mendengarkan.

Jangan berjanji jika hanya sekadar kata.