Hubungan antar manusia acap kali rumit.
Banyak yang hanya ingin dipahami.
Banyak yang hanya ingin dikasihi.
Banyak yang hanya ingin dimengerti.
Tetapi tak pernah mau memahami, mengasihi, mengerti.
Omong kosong itu yang namanya tepa selira.
Yang ada hanyalah kebutuhanku dan kebutuhanku.
Kebutuhanku harus yang utama, sedangkan kebutuhanmu lain kali saja.
Kamu akan kuhubungi kalau aku butuh.
Kamu harus tahu kalau aku terluka dan rapuh.
Tapi aku tak mau tahu soal lukamu, itu urusanmu.
Lukaku jauh lebih penting dan berbahaya sehingga seisi dunia wajib tahu.
Orang-orang baru yang menoleh ke arah lukaku jauh lebih mulia
daripada kamu yang menemaniku berjuang.
Oh, sungguh agung sekali mereka.
Sempurna tak bercela.
Sungguh tak seperti kamu yang cuma mampu mengiringi langkahku dalam diam.
Terlalu sering merasa susah dan dapat perhatian dari orang-orang sekitar
lama-lama bikin jadi susah merasa.
Susah merasa kalau orang lain juga punya perasaan.
Susah merasa bahwa orang lain juga punya luka.
Ada yang merasa paling tersakiti,
padahal dirinya yang lebih sering menyakiti orang lain.
Yang tak bersalah jadi kambing hitam.
Dan si kambing akan selalu hitam karena diam dan diam tanpa membela diri.
Dahulu, setan itu menakutkan.
Nyatanya sekarang manusia jauh lebih menakutkan.
Datang cuma saat butuh,
menghilang kalau sudah tidak butuh.
Ilmunya belum tentu setinggi setan.
Namun, akhlaknya sering kali lebih buruk daripada setan.
No comments