Perpisahan semanis apapun,
seindah apapun,
tetaplah perpisahan.
Ada cerita yang sejak detik itu
harus berubah menjadi kenangan.
Bahwa tujuan dari setiap pertemuan
adalah untuk menyambut kehadiran perpisahan.
Pada akhirnya,
setiap orang adalah perjalanan bagi manusia lainnya,
dan setiap perjalanan terbuat dari dua hal:
pertemuan dan perpisahan.
Semua pasti berubah, mau tidak mau.
Semua pasti berpisah, ingin tidak ingin.
Semua pasti berakhir, siap tidak siap.
Jarak itu sebenarnya tidak pernah ada.
Pertemuan dan perpisahan dilahirkan oleh perasaan.
Tenang saja, perpisahan tak menyedihkan.
Yang menyedihkan adalah bila habis itu saling lupa.
Terkadang, pertemuan dan perpisahan terjadi terlalu cepat.
Namun, kenangan dan perasaan tinggal terlalu lama.
Yang menyakitkan dari sebuah perpisahan adalah
mengenang apa yang tersisa.
Yang paling menakutkan dari perpisahan adalah
ketakutan akan kenyamanan yang seolah sulit didapatkan dari orang lain,
terlebih harus menemukan rumah baru
sedangkan rumah lama memberikan begitu banyak kenangan.
Perpisahan paling menyakitkan adalah
perpisahan tanpa kabar.
Tentang sebuah perpisahan;
kelak kau akan pahami
bahwa tidak ada keindahan di dalamnya,
yang terjadi hanyalah saling memberi kesedihan dan air mata.
Cinta tidak akan pernah diketahui kedalamannya
sampai merasakan detik-detik perpisahan.
Bolehkah aku membenci perpisahan?
Sebab setelah adanya perpisahan,
selalu ada rindu yang sulit untuk ditenangkan.
Perpisahan tidak pernah mudah,
tapi bagaimanapun harus tetap menguatkan hati
dan mengantar yang pergi
dengan senyuman dan doa.
Mungkin itu sebabnya perpisahan terasa sering begitu menyakitkan,
karena kerap datang tanpa peringatan.
Setiap akhir sebuah cerita,
akan selalu menciptakan awal cerita baru,
begitu juga dengan perpisahan.
Perpisahan bisa jadi adalah hal yang sangat perlu untuk dijalani,
agar kamu memiliki hari esok yang lebih baik
daripada bertahan pada ketidakbahagiaan
yang sedang nyata kamu peluk selama ini.
Ternyata ada yang jauh lebih menyakitkan dari perpisahan.
Kenyataan bahwa tak satu pun dari kita yang mencoba mempertahankannya.
Perpisahan tidak sejatinya memisahkan.
Ia hanya memberikan jarak
untuk pertemuan-pertemuan yang lain.
Perpisahan bukanlah satu-satunya yang kutangisi,
tapi pertemuanlah yang kusesali.
No comments