Saat tahun pengasingan Pandawa hampir berakhir, kelima bersaudara itu sempat menghadapi cobaan besar ketika mencari sumber air di hutan. Nakula, Sahadewa, Arjuna, dan Bhima mati mendadak karena tidak mengindahkan suara misterius di hutan yang muncul ketika mereka hendak mengambil air. Melihat keempat saudaranya terbujur kaku, Yudhistira merasa terkejut dan sedih. Namun, si sulung tersebut tidak seperti keempat saudaranya yang mati. Yudhistira memperhatikan suara misterius tersebut dan bersedia menjawab semua pertanyaannya hingga selesai.

Suara Misterius: “Apa yang menyebabkan matajari bersinar setiap hari?”

Yudhistira: “Kekuatan Brahman.”

Suara Misterius: “Apa yang dapat menolong manusia dari semua marabahaya?”

Yudhistira: “Keberanian adalah pembebas manusia dari marabahaya.”

Suara Misterius: “Mempelajari ilmu apakah yang bisa membuat manusia jadi bijaksana?”

Yudhistira: “Orang tidak menjadi bijaksana hanya karena mempelajari kitab-kitab suci. Orang menjadi bijaksana karena bergaul dan berkumpul dengan para cendekiawan besar.”

Sejujurnya, saya bukan tipe orang yang hobi nonton sinetron Indonesia. Kalau K-drama sih suka tapi jarang ngeluangin waktu buat nonton. Jadi, saya lebih sering nyalain TV tapi TV-nya nggak ditonton, cuma buat ngeramein suasana kamar tidur aja. Belakangan ini saya nonton Amanah Wali 4 hanya nungguin adegan Bu Lik Wiwik aja karena adegan preman-preman pasar gitu saya sama sekali gagal paham.

Back to the topic, saya tertarik liat sinetron Inayah sejak masih era Hareem, sebelum kena teguran dari KPI gitu deh. Hareem itu vibes-nya Arab banget, mirip sama Indonesia zaman sekarang lah ya, bapak-bapak super kaya yang tiap hari pakai gamis dan istrinya banyak. Karakter istri-istrinya beragam dan terkesan nyata. Selain Ummi Salma yang berkarisma dan glamor banget, yang lain tadinya nggak menarik perhatian saya. Karakter Ummi Ita yang diperankan Aulia Anggana juga sebelas dua belas sama Inayah, bloon dan hobi ditindas.

Akhir-akhir ini saya sedang tidak punya motivasi untuk menulis di blog. Seakan tak ada yang menarik untuk dijadikan bahan tulisan. Sehari-hari aktivitas saya hanya bekerja dan bekerja. Bekerja terus demi menambah pundi-pundi. Waktu yang saya miliki terlalu berharga untuk dilewatkan tanpa mengurus pekerjaan.

Rasanya ingin sekali duduk sendirian menikmati kopi sambil membawa laptop. Tapi saya terlalu mager untuk keluar rumah seorang diri. Hidup berjalan baik dan bahagia meskipun selalu sendirian. Setidaknya tak ada yang menyakiti dan membuat kecewa. Oh iya, bulan lalu saya melihat salah seorang teman saya mendapatkan kejutan ulang tahun dari teman saya yang lain. Dia mengirimkan kue ulang tahun secara diam-diam.

Kepercayaan diperoleh bukan dengan banyaknya perkataan,

melainkan kesesuaian antara perkataan dan perbuatan.

Saya selalu percaya seseorang,

sampai orang itu sendiri yang membuktikan bahwa dirinya tidak bisa dipercaya.

Seorang pembohong tidak akan dipercaya

bahkan ketika ia berbicara tentang kebenaran.

Kepercayaan itu bagai pisau bermata dua.

Jangan sampai diberikan pada orang yang salah.