Selamat
pagi, Bu, Mbak.
Pasti lagi
pada sibuk, ya. Beberapa tahun lalu, biasanya kita chat di sela-sela jam
kosong. Kadang-kadang aku tertawa sendiri membaca celoteh Ibu dan Mbak di grup.
Kebahagiaan kecil macam itu sekarang sedang tak bisa kurasakan dan ternyata
rasanya sungguh kehilangan.
Bu,
dua hari lalu Ibu bertanya kepadaku, apa bedanya menulis di blog dan
media sosial. Ada satu jawaban yang belum aku katakan karena aku sulit
mengungkapkannya. Jadi hari ini kujawab di sini saja meskipun mungkin Ibu tidak
akan membacanya. Blog adalah salah satu tempatku mencurahkan isi hati
karena aku tidak suka jadi pusat perhatian di media sosial. Aku butuh tempat
sampah. Namun, tempat sampah semua orang hampir penuh dan aku harus menciptakan
tempat sampahku sendiri tanpa merepotkan orang lain.
Aku
tahu ini semua berat bagi Ibu berdua. Maka aku pun tak akan menuntut apa-apa,
Bu. Lakukan apa yang Ibu mau supaya lebih lega dan bahagia. Dua hari lalu, aku
melihat sorot mata yang masih peduli pada salah satu di antara kalian. Akhirnya
aku menyadari, tidak akan mudah melupakan kenangan selama puluhan tahun.
Kenangan karena selalu bersama, bersenda gurau di sela-sela pekerjaan. Kadang
kala juga jalan kaki berdua, beli bubur ayam atau sekadar jajan kue favorit di
pasar.
Apa pun
yang terjadi sekarang, aku hanya menginginkan yang terbaik bagi Ibu berdua.
Marahlah satu sama lain, tapi semoga jangan saling membenci. Bibir boleh
berkata tak acuh, tetapi aku yakin isi hati kalian justru sebaliknya. Semua orang
pasti punya sisi menyebalkan dalam dirinya. Jadi, marah karena sisi menyebalkan
tersebut memang sangat wajar.
Saat ini,
aku hanya rindu melihat kalian tertawa berdua, Bu. Tidak lebih dan tidak
kurang. Namun, aku tidak akan menuntut apa-apa, tidak sedikit pun. Kalaupun
Tuhan ingin aku menukarnya detik ini juga, aku rela, Bu. Aku rela tidak
mengenal kalian berdua asalkan kalian tetap baik-baik saja seperti dahulu. Aku
masih jadi orang yang paling marah kalau ada yang mengusik persahabatan kalian
berdua. Sekarang, aku marah tapi tidak bisa berbuat apa-apa. Semoga kebahagiaan
yang dulu kita punya segera kembali kepada kalian. Tak peduli apa pun yang
terjadi, kalian tetap yang terbaik bagiku.
Kalian
sering bertanya kenapa aku suka sekali mencuri-curi foto. Candid camera. Ternyata
sekarang hobiku itu terasa sangat berfaedah. Aku bisa sedikit melepas rindu
dengan melihat-lihat foto kalian yang kujepret secara sembunyi-sembunyi. Momen bahagia
berlalu begitu cepat. Oleh sebab itu, aku tak boleh kalah cepat mengabadikannya
supaya masih ada sisa-sisa kebahagiaan yang bisa kugenggam.
Selamat
beraktivitas, Bu, Mbak. Semoga hari-hari kalian menyenangkan.
Semoga
malaikat-malaikat kesayanganku senantiasa sehat dan tersenyum menjalani
hari-hari.
No comments