Cinta
bukan melepas tapi merelakan.
Bukan
memaksa tapi memperjuangkan.
Bukan
menyerah tapi mengikhlaskan.
Bukan
merantai tapi memberi sayap.
Beberapa
rasa memang harus dibiarkan menjadi rahasia.
Bukan
untuk diutarakan,
hanya
untuk disyukuri keberadaannya.
Jatuh
cinta adalah anugerah,
walau
perjalanannya tidak selalu indah.
Jatuh
cinta tidak pernah bisa memilih.
Tuhan
yang memilihkan.
Kita
hanyalah korban.
Kecewa
adalah konsekuensi, bahagia adalah bonus.
Darimu
aku belajar untuk mendamba,
berharap,
jatuh cinta, patah hati,
hingga
kemudian sembuh
dan
mampu melangkah lagi.
Kisahnya
sederhana.
Kau
sayang seseorang.
Orang
yang kau sayang, jadian sama orang lain.
Yang
rumit cuma perasaanmu.
Cara
terburuk untuk patah hati adalah
memperlihatkan
pada orang yang sudah membuat kita patah hati
bahwa
kita semenyedihkan itu.
Jangan.
Buktikan
bahwa hidup kita lebih baik tanpa dia.
Bekerja
lebih keras, berkarya lebih banyak.
Menyayangimu,
patah hati, berkarya,
sukses,
lalu kau sapa lagi,
tapi
kemudian aku pura-pura tidak kenal,
adalah
jalan ninjaku.
Mengancam
bunuh diri ketika patah hati bukanlah opsi.
Lindungi
diri sendiri dulu
sebelum
melindungi orang yang kau paksa balikan.
Aku
menyukai banyak hal tentangmu,
kecuali
satu: caramu tidak menyukaiku.
Kau
jadi dirimu saja.
Saya
menyukaimu karena itu.
Kalaupun
ada yang mesti diubah, kita diskusikan dulu.
Tidak
ada yang perlu dipaksakan.
Kadang,
yang terindah tak diciptakan untuk dimiliki.
Cukup dipandangi
dari jauh,
lalu
syukuri bahwa ia ada di sana
untuk
dikagumi dalam diam.
Aku
tidak tahu cara membencimu dengan baik dan benar.
Seperti
kau,
tidak
tahu cara menyayangiku dengan baik dan benar.
Saat
kau terlalu rapuh,
pundak
siapa yang tersandar?
Tangan
siapa yang tak melepas?
Kuyakin
aku.
Bahkan
saat kau memilih untuk meninggalkan aku,
tak
pernah lelah menanti.
Karena
kuyakin, kau akan kembali.
Tidak
ada jarak yang terlalu jauh
atau
waktu
yang terlalu lama
untuk dua
orang yang saling memerjuangkan rasa.
No comments