Pernah. Saya pernah mengalaminya. Dan saya percaya banyak sekali orang
di luar sana pernah mengalami hal yang sama. Banyak hal membuat kita tak dapat
menahan tangis ketika bekerja. Stres kerja salah satunya. Meskipun demikian,
hidup harus terus berlanjut. Profesionalitas harus tetap dijunjung tinggi
sebagai orang dewasa.
Untungnya, saya adalah seorang freelancer yang bekerja
secara remote. Jauh dari hiruk-pikuk suasana kantor. Jauh dari bos yang
ingin memantau hasil kerja saya. Seberat apa pun pekerjaan yang sedang saya
kerjakan, saya tidak pernah menangis karenanya. Namun, ada hal-hal lain yang
membuat saya jadi sentimental dan tidak bisa menahan air mata.
Tangan terus bekerja. Mencari satu demi satu huruf yang harus
saya rangkai menjadi sebuah kata, sebuah kalimat, sebuah paragraf hingga
menjadi sebuah tulisan. Saat tangan sibuk bekerja, mata pun seakan tak mau
kalah. Air mata terus mengalir karena ingatan sedang melayang-layang. Teringat
sesuatu yang terasa sangat menyedihkan. Kejadian itu diperparah dengan
lagu-lagu yang mengalun otomatis dari Youtube. Lagu-lagu favorit saya yang
bernuansa melankolis seakan mengikuti suasana hati.
Bekerja sambil menangis tidak membuat hasil pekerjaan saya
jadi kacau. Hanya saja saya biasanya butuh waktu lebih lama saat bekerja sambil
menangis dibandingkan bekerja dengan suasana hati yang baik.
Mengapa?
Karena perusahaan tempat saya bekerja tentu tak mau tahu
tentang apa yang saya alami. Perubahan suasana hati memang tak boleh
mempengaruhi hasil pekerjaan. Supaya saya tetap dinilai sebagai freelancer yang
profesional dan cekatan menyelesaikan pekerjaan.
Menurut saya, bekerja sambil menangis itu sama seperti
mengasihi orang-orang yang kita sayangi. Tentu kita pernah berselisih paham
atau merasa sebal dengannya. Konflik-konflik kecil itu mungkin pernah membuat
kita putus asa dan menangis. Di balik semua kejadian itu, kita pasti sering
kali tidak ingin menunjukkan kekesalan. Sebesar apa pun rasa dongkol itu, kita
lebih memilih untuk menahannya. Rasanya sungguh tak pantas menyakiti
orang-orang yang kita sayangi hanya karena emosi sesaat.
Perasaan jengkel itu barangkali hanya kita dan malaikat yang
tahu. Sebab orang-orang yang hatinya setia pasti memilih untuk bertahan.
Meskipun sebaik apa pun kita berusaha, suatu saat kita bisa digantikan oleh
yang lain. Setidaknya, mengasihi dengan tulus adalah cara kita untuk
menunjukkan bahwa kita layak menjadi yang terbaik.
No comments