Voila,
ternyata akomodasi hotel saya tepat berada di seberang
Petaling Street. Yeah, China Town-nya Malaysia yang sangat populer itu.
Saya menginap di Pacific Express Cina Town selama dua malam. Hotel bintang tiga
yang kamarnya terbilang nyaman dan cukup luas. Hanya saja water heater kamar
mandinya tidak bisa diatur. Mandi air panas serasa direbus. No problem, saya
lebih suka mandi air dingin. Setelah lempar tas di kamar hotel, saya pun
bergegas ke Petaling Sreet. Kebetulan hari itu saya tiba di hotel pada sore
hari, sekitar jam 6 waktu setempat.
Suasana Petaling Street Malaysia
Orang
yang pernah mengunjungi Pasar Baru dan Glodok di Jakarta pasti tak merasa asing
dengan Petaling Street. Yes, nuansa Petaling Street memang seperti
perpaduan Pasar Baru dan Glodok. Bagian atasnya dinaungi atap sehingga tidak
perlu khawatir kehujanan atau kepanasan. Ornamen-ornamen khas China terdapat di
beberapa bagian jalan. Namun, bukan hanya masyarakat etnis China yang berjualan
di tempat tersebut. Anda juga bisa menemukan banyak pedagang India di sepanjang
Petaling Street.
Petualangan Belanja di Petaling Street
Tujuan
utama saya mengunjungi Petaling Street memang belanja oleh-oleh. Iya, Petaling
Street memang salah satu surga oleh-oleh di Malaysia. Pengunjung bisa menemukan
banyak barang KW di kawasan tersebut. Barang-barang KW dari merek populer
dijual dengan harga yang bersahabat. Meskipun menurut saya kualitasnya tetap
jauh dibandingkan barang orisinal. Jadi, saya memang gak tertarik sama sekali
membeli barang-barang KW di Petaling Street.
Oleh-oleh
yang paling saya incar adalah gantungan kunci. Iya, memang oleh-oleh paling
standar deh saat lagi mengunjungi Singapura, Malaysia, atau Thailand. Harga
gantungan kunci di Petaling Street sangat variatif. Tapi saya berusaha
menemukan penjual yang memberi harga 6 Ringgit Malaysia (RM) untuk satu set
gantungan kunci yang terdiri dari 6 pieces. Konon, harga tersebut memang
harga termurah yang direkomendasikan para travel vlogger dan travel
blogger.
Gantungan
kunci seharga 6 RM per set itu bentuknya lumayanlah ya. Menurut saya sih
standar aja dan tidak terlalu wow. Kalau mau yang lebih eksklusif, ada jenis
lain yang dijual 10 RM per set. Ada pula gantungan kunci Petronas dengan
inisial huruf yang dijual seharga 10 RM per 3 pieces. Sayangnya, saya
gak memotret gantungan-gantungan kunci tersebut karena asyik memilih barang
belanjaan. Ups. Harga gantungan kunci itu mungkin akan naik bila artikel ini
dibaca pada tahun-tahun mendatang.
Selain
gantungan kunci, masih banyak kok jenis oleh-oleh yang Malaysia banget. Ada
kaos bertuliskan Malaysia, I love KL, atau ilustrasi objek-objek wisata
Malaysia. Ada juga pajangan berbentuk Menara Petronas (Twin Tower). Tak
lupa pula tas kain dengan ilustrasi yang sama. Menurut saya sih harga kaos di
Petaling Street cukup murah. Apalagi di tempat penjual yang gantungan kuncinya
saya beli. Namun, saya agak khawatir kalau bahan kaosnya panas dan tidak
menyerap keringat. Saya memang agak bodoh soal urusan memilih bahan pakaian.
Jangan Lupa Menawar Sebelum Membeli
Gak
perlu sungkan menawar sewaktu belanja di Petaling Street. Lagian itu kan bukan
negara kita (eh). Pasalnya, harga barang-barang di Petaling Street memang
ditawarkan relatif tinggi. Jadi, pengunjung harus lebih aktif menawar hingga
kurang dari setengah harga yang ditawarkan pedagang. Sayangnya, gantungan kunci
yang dijual 6RM itu sudah gak bisa ditawar. Mungkin karena harganya sudah
murah. Sementara itu, pedagang lainnya yang menjajakan kaos KW, speaker, atau
barang dagangan lain masih bisa ditawar.
Saya
sempat melirik kaos Mickey Mouse lucu berwarna hitam. Ilustrasi Mickey-nya berpadu
dengan Gucci, jadi ya bukan termasuk kaos KW sih. Si koko penjual kaos
menawarkannya dengan harga 65 RM. Sewaktu saya menawar dengan harga 50 RM untuk
tiga potong kaos, si koko langsung tersenyum lebar dengan ekspresi lelah hati.
Oke sip, untung saya gak disambit sandal gara-gara nawarnya kemurahan.
Makanan dan Minimarket di Petaling Street
Pada
dasarnya, Petaling Street bukan pusat kuliner. Namun, ada beberapa restoran chinese
food dan foodcourt yang menjajakan beragam chinese food.
Pengunjung tinggal menyusuri setiap sisi Petaling Street sebelum menentukan
tempat makan yang ingin disinggahi. Di deretan seberang hotel Pacific Express
China Town, ada satu rumah makan India yang menyediakan aneka menu seperti nasi
kandar prasmanan, nasi goreng, roti canai kari, nasi kebuli dan masih banyak
lagi.
Pengunjung
Petaling Street juga bisa menemukan aneka jajanan seperti buah-buahan potong,
kacang chestnut yang dipanggang dengan biji kopi, martabak manis, susu
kedelai, dendeng babi kiloan, kue mochi tabur kacang (siang hari), dan masih
banyak lagi. Aneka jajanan tersebut cukup untuk mengganjal perut jika belum
ingin menyantap makanan berat. Harganya juga gak akan bikin kantong jebol.
Saya
sempat makan di restoran India tersebut. Rasa makanannya khas India dengan
bumbu rempah yang kuat dan harganya cukup terjangkau. Soal minimarket, ada dua
minimarket yang terletak persis di dalam Petaling Street, yaitu KK Mart dan 168
Mart. Harga produk di minimarket tersebut tergolong mahal dibandingkan di
supermarket. Namun, masih cukup murah dibandingkan toko oleh-oleh yang terlihat
eksklusif. Pengunjung bisa membeli beberapa jenis barang yang tidak ada di
supermarket. Saya sempat membeli Tiger Balm travel size dan makanan
anjing kalengan di minimarket Petaling Street. Di minimarket tersebut juga ada beberapa varian Indomie dalam kemasan cup lo.
Ada Cokelat Gak di Petaling Street?
Ada.
Di Petaling Street ada cokelat tapi jumlahnya tidak banyak, malah menurut saya
sih sangat sedikit. Toko-toko di belakang lapak pedagang menjajakan berbagai
jenis cokelat. Tokonya fancy, rapi, dan terang. Itulah sebabnya harga
cokelat di toko-toko tersebut tidak mahal. Saya menemukan cokelat-cokelat
Beryl’s kemasan kaleng dengan harga mencapai 25 RM. Meskipun ada promo beli 4
gratis 1, tetap saja harga tersebut sangat mahal.
Jadi,
di mana tempat beli cokelat murah di sekitar Petaling Street?
Jawabannya
adalah supermarket wholesale Mydin. Letaknya sangat dekat dengan
Petaling Street. Berdirilah tepat di depan hotel Pacific Express China Town.
Lalu jalanlah ke arah kiri, melewati Kota Raya, Starbucks, dan McD.
Menyeberanglah saat menemukan tulisan Gedung Borong MyDin. Setelah sampai di
bawah tulisan tersebut, pengunjung harus menyusuri jalan di sebelah kiri,
melewati toko-toko HP untuk menemukan pintu masuk.
Pengunjung
tak boleh membawa banyak barang saat masuk ke Mydin. Jadi, pengunjung mesti
sewa loker terlebih dahulu. Harganya 2 RM untuk loker kecil dan 5 RM untuk
loker besar. Lokernya dikunci dengan sistem otomatis. Pengunjung Mydin harus
memasukkan PIN ketika memilih loker dan akan mengambil barang-barang di
dalamnya.
Mydin
ini surga cokelat. Surga oleh-oleh buat wisatawan yang ingin membeli banyak
cokelat. Hampir seisi lantai dasarnya digunakan untuk memajang berbagai jenis
cokelat. Merek cokelat yang paling recommended di Mydin adalah Alfredo,
Toblerone, Cadburry, Kitkat, Mars, dan BarnsBerry. Sayangnya, saya gak berhasil
menemukan Beryl’s kemasan kaleng di Mydin. Jadi, saya membeli Alfredo saja,
merek cokelat yang populer juga dan rasanya tidak jauh dari Beryl’s. Sisanya,
saya membeli beberapa bungkus cokelat dalam kemasan plastik besar untuk
dibagikan ke tetangga.
Menurut
saya sih Mydin recommended banget buat wisatawan. Sayangnya, banyak
wisatawan yang belum tahu soal Mydin sehingga beli cokelat di tempat yang
muahal. Oh iya, ada satu tips buat wisatawan yang ingin beli oleh-oleh cokelat
tapi mau kirim via paket (misalnya JNE, JNT, Ninja Express, dll). Mendingan gak
usah kirim oleh-oleh cokelat ya, saudara-saudara. Oleh-oleh cokelat itu
cocoknya diberikan langsung ke si penerima. Jangan dikirim via paket.
Aneka
cokelat kalengan di Mydin memang keren dan harganya terjangkau. Kemarin itu
saya beli cokelat Alfredo kalengan, cokelat bunder isi kacang almond. Pas
dikirim via paket, cokelatnya lumer dong sampe bentuknya jadi mirip cokelat
batangan. Malunya, cuy.
Akhir
kata, Petaling Street dan Mydin China Town memang one of the must visit
destination in Malaysia. Suasananya menarik, otentik, dan bikin wisatawan
ingin balik lagi di lain kesempatan. Soal oleh-oleh kaos, saya akhirnya cuma
dapet satu potong aja untuk diri sendiri, saudara-saudara. Belinya pun di
mall yang menyatu dengan terminal keberangkatan cable car Genting,
di factory outlet bernama F.O.S. Hampir semua oleh-oleh yang saya beli
dibagikan untuk orang-orang terdekat yang spesial dan tetangga. It’s much
happier if you can share your happiness to others than using it for yourself.
Verry sosweat 🐖
ReplyDeleteMain bnyk sedap lah
ReplyDelete