Karena
itulah kita butuh iman,
supaya
kita bisa percaya apa yang tidak terlihat.
Hati
tidak memilih.
Hati
dipilih.
Karena
hati tidak perlu memilih,
ia
selalu tahu ke mana harus berlabuh.
Seindah
apa pun huruf terukir,
dapatkah
ia bermakna apabila tak ada jeda?
Dapatkan
ia dimengerti jika tak ada spasi?
Bukankah
kita baru bisa bergerak jika ada jarak?
Dan saling
menyayang bila ada ruang?
Semua
perjalanan hidup adalah sinema.
Bahkan
lebih mengerikan.
Darah
adalah darah, dan tangis adalah tangis.
Tak
ada pemeran pengganti yang akan menanggung sakitmu.
Kenangan
itu cuma hantu di sudut pikir.
Selama
kita diam dan ngga berbuat apa-apa,
selamanya
dia tetap jadi hantu,
ngga
akan pernah jadi kenyataan.
Kalau
lawan bicaramu mendengar dengan sepenuh hati,
beban
pikiranmu jadi ringan.
Kalau
kamu tambah ruwet,
meski
yang mendengarmu tadi seolah serius mendengar,
berarti
dia tidak benar-benar hadir untukmu.
Perasaan
ini cukup besar untukku kuat berjalan sendirian
tanpa
harus kamu ada.
Kamu
hanya perlu menerima.
Menolak,
menyangkal, cuma bikin kamu lelah.
Bukan
lupa yang ingin kubisa,
melainkan
mengingat dan baik-baik saja.
Kehilangan
dimulai tidak pada perpisahan
tapi
ketika bibirnya menyebut nama lain.
Pegang
tanganku, tapi jangan terlalu erat,
karena
aku ingin seiring dan bukan digiring.
Kadang-kadang,
pilihan
terbaik adalah menerima.
Sebotol
mahal anggur putih ada di depanmu,
tapi
kamu tak pernah tahu.
Kamu
terus menanti. Segelas air putih.
Harapan
menerbangkanmu tinggi.
Pengalaman
mendaratkanmu dengan rendah hati.
Kau
tahu pekerjaan paling menyiksa dalam hidup ini?
Menunggu.
Bertambahnya
usia bukan berarti kita paham segalanya.
Manusia
itu makhluk darat, tapi pikirannya macam air.
Bergoyang
sebentar,
lalu
rata seperti tak terjadi apa-apa.
Bila
engkau ingin satu, maka jangan ambil dua.
Karena
satu menggenapkan.
Tapi dua
melenyapkan.
Kita
tidak bisa menyamakan kopi dengan air tebu.
Sesempurna
apa pun kopi yang kamu buat,
kopi
tetap kopi,
punya
sisi pahit yang tak mungkin kamu sembunyikan.
Menjadi
kuat bukan berarti kamu tahan segalanya.
Bukan
berarti kamu tidak bisa hancur.
Kekuatanmu
ada pada kemampuanmu bangkit
setelah
berkali-kali jatuh.
Jangan
pikir kamu akan sampai di mana dan kapan.
Tidak
ada yang tahu.
Terlalu
banyak pilihan bisa memusingkan
tapi
keterbatasan
pilihan adalah penjara.
Aku kini
percaya.
Manusia
dirancang untuk terluka.
Tiada
yang lebih indah.
Tiada
yang lebih rindu.
Selain
hatiku. Andai engkau tahu.
Tanpa
kekosongan,
siapa pun
tidak akan bisa memulai sesuatu.
Bersama
kamu,
aku tidak
takut lagi menjadi pemimpi.
Pastilah
cinta yang punya cukup daya.
Menghadirkan
engkau, aku, ruang, waktu
dan menjembatani
semuanya.
Tuhan,
jika nanti aku jatuh cinta pada yang baik,
jatuhkan
aku sejatuh-jatuhnya.
Kutahu
kau untukku
waktu kau
obati luka yang tak kutahu ada.
Kadang-kadang
langit bisa kelihatan seperti lembar kosong.
Padahal
sebenarnya tidak.
Bintang
kamu tetap di sana.
Bumi
hanya sedang berputar.
Dalam
diammu aku mendengar banyak suara.
Diammu
berkata-kata.
Saat
pasir tempatmu berpijak pergi ditelan ombak,
akulah
lautan yang memeluk pantaimu erat.
Mungkinkah
matahari lupa ingatan
lalu keasyikan
terbenam atau terlambat terbit?
Kita
tak tahu dan tak pernah pasti tahu
hingga
semuanya berlalu.
Benar
atau salah, dituruti atau tidak dituruti,
pada akhirnya
yang bisa membuktikan cuma waktu.
Tidak
ada seorang pun mampu melengkapi apa yang sudah utuh
dan
tidak
ada sesuatu pun dapat mengisi apa yang sudah penuh.
Semua
pertanyaan selalu berpasangan dengan jawaban.
Untuk
keduanya bertemu, yang dibutuhkan cuma waktu.
No comments