Apa yang paling menyakitkan dari sebuah kematian?
Tak
peduli seberapa besar rindu kita terhadap mereka yang sudah meninggal, mereka
tak akan kembali lagi.
Kalau
orang yang kita sayangi pergi jauh ke seberang benua, masih ada kesempatan
untuk minta maaf kepadanya di lain waktu. Bahkan kita juga masih bisa menyusul,
mengikutinya, demi mengungkapkan hal-hal yang belum sempat kita ucapkan.
Namun
tidak demikian halnya dengan orang yang sudah mati. Kata maaf dan terima kasih
kita tak ada artinya. Rasa rindu pun tak bisa tuntas karena kita tak punya
kesempatan menemuinya lagi. Hanya ada satu cara untuk bertemu dengan mereka,
yaitu memeluknya lewat doa-doa yang kita daraskan.
Ciuman lebih banyak ditemukan di bandara daripada di pesta pernikahan.
Lantunan doa lebih banyak ditemukan di rumah sakit daripada di gereja.
Mengapa?
Tentu
saja karena maut begitu menakutkan. Tak ada satu pun yang siap ditinggalkan.
Tak ada yang sanggup melihat orang yang dicintai pergi meregang nyawa dalam
kecelakaan pesawat atau dalam keadaan sakit parah. Ciuman-ciuman di bandara
dapat menjadi kecupan terakhir dalam kehidupan seseorang. Tidak seperti ciuman
bahagia di pesta pernikahan yang mengawali perjalanan hidup baru.