Banyak
orang beranggapan bahwa sendirian adalah hal yang aneh. Karena apa?
Karena
mayoritas masyarakat Indonesia terbiasa hidup bergerombol, berkoloni, bahkan
sedari kecil. Masih inget kan dengan anak-anak SD yang kalau pipis harus
rombongan. Supaya bisa asyik menggerutu tentang jam pelajaran yang gak
selesai-selesai, feels like hell. Ada pula ibu-ibu tetangga yang
nyinyirnya juga berkelompok. Biasanya lebih dari dua ibu akan duduk bersama,
bisik-bisik atau bahkan teriak-teriak kalau ada tetangga lain yang lewat di
depannya.
Ya
udahlah ya. Kalau saya sih sudah bosan dengan hal-hal seperti itu.
Bersosialisasi memang harus. Tapi, bukan berarti kita harus terus-menerus
bergerombol. Seakan-akan beraktivitas sendirian itu aneh. Faktanya, menjadi
seorang antisosial tidak sepenuhnya buruk. Banyak manfaat yang bisa dirasakan
seorang antisosial ketika memutuskan bertahan dengan kesendiriannya.
Tidak Menyakiti atau Disakiti
Saya
pernah membaca sebuah kalimat yang begini bunyinya. Orang baik pun menyakiti.
Kesimpulannya, seberapa pun baiknya kita, mungkin ada saja orang-orang yang
merasa tersakiti. Merasa tak nyaman dengan sikap kita. Padahal, kita merasa
sudah berusaha keras untuk menjadi orang baik. Menjadi orang yang mau mengerti
dan mendengarkan orang lain.
Kalau
akhirnya kita hanya menyakiti orang lain dengan sikap kita, bukankah akan lebih
baik bila kita menjadi seorang antisosial? Memperhatikan diri sendiri jauh
lebih baik daripada memberi perhatian kepada orang lain tetapi ujung-ujungnya
dianggap menyakiti.
Terbebas dari Si Askhole
Askhole
adalah istilah slang untuk orang-orang yang menanyakan
pendapat kita lalu menyanggahnya dan melakukan hal yang berlawanan dengan pendapat
tersebut. Jadi, buat apa ngana nanyain pendapet gue, Jubaedah. Teman yang askhole
sering membuat kita merasa malas dan kewalahan. Mereka sudah menyita waktu
kita. Curhat panjang lebar via telepon atau chat. Ujung-ujungnya, mereka
cuma menyanggah pendapat kita dan melakukan hal lain sesukanya sendiri.
Don’t waste my time, bitch. I have to do more important things than listen about your stories.
Ucapkan Selamat Tinggal pada Drama
Drama-drama
yang terjadi dalam interaksi sosial sering membuat kita mudah kelelahan.
Terlibat dalam politik di tempat kerja, mengikuti kegiatan di komunitas
tertentu, atau berteman dengan si drama queen. Tanpa kita sadari,
hal-hal tersebut sungguh menguras tenaga dan menyita perhatian kita. Menjadi
antisosial berarti mengucapkan selamat tinggal pada drama. Sebab kita akan
memprioritaskan sebagian besar waktu kita untuk diri sendiri.
Semakin Mengenal Diri Sendiri
Kita
tidak akan bisa memposisikan diri dengan baik di hadapan orang lain bila kita
belum mengenal diri sendiri. Semua orang butuh waktu untuk sendiri. Sendirian
membuat kita lebih fokus mengenal kekuatan dan kelemahan diri sendiri. Selama
menjadi mahkluk sosial, kerap kali kita menjauhkan kepentingan diri sendiri
dari posisi prioritas. Padahal, kita juga berhak bahagia menjadi diri sendiri. Tak
perlu menggubris omongan orang bila akhirnya omongan tersebut hanya melukai
diri sendiri.
Tidak Terbebani dengan Tuntutan Orang Lain
Lingkungan
di sekitar kita mungkin menuntut kita mencapai sesuatu atau memiliki
kepribadian yang bertolak belakang dengan diri sendiri. Mayoritas orang
dituntut untuk menjadi seorang extrovert, memiliki karier yang super
sukses, dan mempunyai kemampuan sosialisasi yang baik. Hidup jadi sangat
melelahkan ketika kita senantiasa terbebani dengan tuntutan orang lain. Sebenarnya
kita tak harus menjadi pribadi yang diinginkan orang lain. Cukup memperbaiki
diri sendiri secara terus-menerus, niscaya hal-hal baik akan menghampiri kita. Be
the best version of yourself.
Menyadari Realita Hidup secara Lebih Nyata
Orang-orang
yang selalu bergerombol sering kali merasa tersakiti ketika ada orang terdekat
yang mengkhianatinya. Namun, hal seperti ini sudah lebih dahulu dipahami oleh
si antisosial. Hidup tidak selamanya indah dan dipenuhi kebaikan. Banyak
realita pahit yang mungkin membuat kita jatuh di kemudian hari. Orang yang
antisosial biasanya bisa menyikapi realita hidup secara lebih bijak. Bahwa
hidup berdampingan bersama orang-orang yang kita sayangi memang belum tentu
menjanjikan kebahagiaan sepanjang segala abad.
Pasti Lebih Hemat
Seorang
antisosial biasanya lebih pandai berhemat dibandingkan orang-orang yang aktif
bergaul. Karena biaya yang harus dikeluarkan untuk hangout, ngopi-ngopi
lucu di kafe, menghadiri undangan pernikahan, dan budget sosial lainnya
bisa diminimalkan. Hasilnya, pundi-pundi tabungan jadi lekas penuh dan bisa
dialokasikan untuk hal-hal lain yang lebih penting. Walaupun udah sohib banget
tiap minggu nongki bareng, ngana pikir sahabat atau saudara pasti mau minjemin
duit kalau ngana lagi susah?
Realistis
aja, say. Hidup harus dijalani secara mandiri. Supaya kita gak nyusahin
orang-orang yang kita sayangi.
Sikap
antisosial bisa menjadi cara terbaik untuk memandang hidup secara lebih luas. Yang
tulus menyayangi kita tak akan menjauh meskipun kita berupaya menarik diri.
Yang hanya ingin selalu dimengerti akan mengalami seleksi alam dengan
sendirinya. Hidup memang kadang selucu itu.
No comments