Orang sakit adalah orang yang paling menderita.
Ya
iyalah. Siapa sih yang mau sakit. Mendingan sehat dan banyak duit kan daripada
sakit. Apalagi kalau sampai harus dirawat inap di rumah sakit. Rasanya tuh
kayak dunia runtuh gitu. Oke, kalimat terakhir itu agak lebay sih ya.
Niat
untuk menjenguk orang sakit sih memang mulia. Tapi sering kali jenguk orang
sakit malah bikin ganggu. Malah orang yang sakit bisa tambah sakit setelah
dijenguk. Soalnya yang sakit itu pusing dengerin omongan kita yang gak ada
habisnya. Itulah yang membuat etika saat menjenguk orang sakit menjadi sangat
penting untuk dipahami. Seriously it’s
work.
Gak usah sok nanya-nanya kalo gak mau besuk.
Ini
sih sebenarnya salah satu prinsip pribadi saya. Pokoknya gak usah sok-sok
nanyain lantai sama ruangan berapa kalau memang gak niat besuk. Nanya-nanya tapi
gak besuk itu sama aja kayak Pemberi Harapan Palsu (PHP). Kalau benar-benar
niat besuk dan punya waktu, barulah kita bisa cari informasi seputar si pasien.
Datang sesuai jam besuk rumah sakit.
Jika
orang yang akan kita jenguk sedang dirawat di rumah sakit, pastikan kalau kita
datang sesuai jam besuk. Karena datang di luar jam besuk kemungkinan besar
mengganggu waktu istirahat si pasien maupun pasien-pasien lainnya di kamar yang
sama. Biarkan si pasien istirahat lebih lama di luar jam besuk supaya lebih
cepat sembuh.
Selain
itu, alangkah lebih baik jika kita gak menjenguk terlalu lama, ya. Orang yang
sedang sakit pasti butuh ketenangan. Menjenguk maksimal 30 menit sudah lebih
dari cukup untuk menunjukkan perhatian. Lagi pula, kita juga wajib memberikan
waktu besuk untuk keluarga, sahabat, dan kerabat si pasien yang lain.
Jangan ngotot bangunin orang sakit.
Ada
juga tuh orang-orang yang jenguk orang sakit terus ngotot bangunin orang sakit
yang lagi tidur. Padahal orang sakit kan butuh istirahat yang cukup. Jangan
jadi tamu durjana yang usaha banget bangunin orang sakit, ya. Kadang-kadang
kita gak paham tentang penyakit yang sedang diidap si pasien. Ada beberapa
penyakit tertentu yang membuat energi pasien terkuras habis jika banyak
berinteraksi dengan tamu, misalnya penyakit yang berhubungan dengan syaraf dan
kepala.
Kalau cuma mau nakut-nakutin, mendingan jangan datang.
Ada lo
orang yang menjenguk dengan tangan kosong dan akhirnya cuma sibuk nakut-nakutin
si pasien. It’s true story.
“Waktu itu ada temen saya yang sakitnya persis kayak Bapak gini, Pak. Karena gak dirawat serius, dua hari langsung meninggal.”“Yang saya denger sih kalau sakit cukup parah kayak Ibu bisa gak ketolong lagi, Bu.”
Please, dong. Orang yang
lagi sakit itu butuh support yang
besar dari orang-orang terdekat. Kalau jenguk cuma buat nakut-nakutin, si
pasien malah bisa mati karena ketakutan dan stres. Bukan karena penyakit
utamanya.
Jangan bawa teman satu batalion untuk menjenguk.
Menjenguk
beramai-ramai sih melambangkan solidaritas terhadap si pasien. Sayangnya, hal
ini malah bikin pasien rentan terganggu. Semakin banyak orang yang membesuk,
semakin besar pula risiko kegaduhan yang dapat ditimbulkan. Hal ini membuat
petugas rumah sakit kerap membatasi jumlah orang yang akan membesuk pasien. Gak
mau kan diusir sama petugas rumah sakit hanya karena bikin rusuh?
Buah tangan selalu bikin si pasien senang.
Orang sakit
bukan senang dibawain oleh-oleh karena celamitan. Lebih dari itu, buah tangan
yang dibawa ketika menjenguk adalah simbol perhatian kita terhadap si pasien. Buah
tangan untuk orang sakit gak harus selalu berupa buah-buahan kok. Kita juga
bisa membawakan makanan berat bila si pasien tidak pantang makanan apa pun. Saya
malah pernah menjenguk orang sakit sambil membawa nasi Padang dengan rendang
dan sayur nangkanya. Lauk-lauknya ditaruh di tempat terpisah supaya tidak mudah
basi. Alhasil, orang yang saya jenguk seneng banget dan makan nasi Padang
dengan lahap.
Memilih jenis buah yang lazim.
Poin
yang satu ini bukan sekadar bercanda lo. Nyatanya, ada saja orang-orang yang
memilih buah gak lazim saat menjenguk orang sakit. Jenis buah yang cocok untuk
orang sakit antara lain apel, jeruk, anggur, pir, dan pisang. Kelima jenis buah
tersebut mudah ditemui dalam parcel buah.
Dahulu,
ada orang yang menjenguk anggota keluarga saya dengan membawa buah tangan
berupa avokad dan buah naga. Ngana pikir saya bawa-bawa blender ke kamar rumah sakit?
Gak
sekalian bawa buah yang lain kayak salak, semangka utuh, dan nanas gitu, Pak?
Jenis makanan yang cocok untuk menjenguk orang sakit.
Kini,
banyak orang semakin cermat memilih buah tangan untuk menjenguk orang sakit. Daripada
membawa buah-buahan atau roti yang lekas rusak, alangkah lebih baik jika kita
membawa makanan kering. Aneka jenis biskuit dan susu cair dalam kemasan bisa
jadi alternatif yang tepat. Karena masa kedaluwarsa produk-produk tersebut
relatif lama. Anggota keluarga si pasien juga bisa ikut menikmatinya di lain
waktu. Sebaliknya, buah-buahan dan roti biasanya mubazir jika tidak langsung
dimakan setelah diterima.
Pemberian berupa uang memang tak pernah salah.
Mayoritas
orang mungkin merasa agak tabu bila harus memberikan buah tangan berupa uang.
Sebenarnya, uang merupakan buah tangan terbaik ketika menjenguk orang sakit.
Karena anggota keluarga yang merawat si pasien tentu membutuhkan uang untuk
ongkos, makan siang, dan hal-hal kecil lainnya. Kita bisa melengkapi buah
tangan berupa makanan dengan sedikit uang yang dimasukkan ke amplop. Percayalah
bahwa buah tangan berupa uang tak akan membuat penerimanya jadi tersinggung.
Justru pemberian istimewa ini sangat bermanfaat untuk mendukung kondisi
finansial pasien dan keluarganya.
Punya
pengalaman malu-maluin saat menjenguk orang sakit?
Jangan
diulangi lagi, ya. Supaya kita tidak jadi penjenguk menyebalkan yang bikin
orang lain kapok dijenguk.
Ternyata banyak sekali etika etika yang belum saya ketahui
ReplyDeletesangat bermanfaat tulisannya, kadang banyak yang menjenguk tapi kurang paham aja mungkin.
Kalo yang sakit atasan saya, apakah ngasih uang gpp? Padhal gajiku g dmpek 1/2 gajinya, takut g di terima
ReplyDeleteKalo atasan sih sebaiknya jangan ya, Kak.
DeleteLebih baik bawa buah tangan seperti biskuit, susu cair yang literan, dll.
Mungkin kasih uang tunai lebih ke sahabat, tetangga, atau temen lainnya.