Suatu
malam ketika hendak menutup toko, sang penjaga toko agak terkejut melihat
seekor anjing yang masuk ke tokonya. Anjing itu membawa keranjang belanja di
mulutnya. Setelah melihat sang penjaga toko, anjing itu segera mendekat untuk
memberikan keranjang belanja tersebut kepada si penjaga toko. Ketika sang
penjaga toko membuka keranjang belanja yang diberikan si anjing, ia menemukan
daftar belanja dan uang di dalamnya.
Penjaga
toko segera mengambil uang dari keranjang belanja dan memasukkan barang yang
ada di daftar tersebut ke dalam keranjang. Anjing pintar itu pun bergegas pergi
setelah keranjang belanjanya terisi penuh oleh barang-barang. Penjaga toko yang
takjub segera menutup toko dan memutuskan untuk mengikuti si anjing. Ia jadi
penasaran ingin bertemu si pemilik anjing pintar.
Anjing
itu rupanya sedang menunggu bus di halte. Ketika ada bus yang berhenti, si
anjing pintar segera masuk ke bus. Ia lantas berusaha menunjukkan kalung kepada
kondektur bus. Si pemilik anjing rupanya sudah menyelipkan uang dan mencetak
alamat pada kalung anjingnya. Penjaga toko yang menyaksikan kejadian itu
semakin kagum dengan kepandaian si anjing.
Ketika
si anjing sudah hampir sampai di dekat rumahnya, ia menggoyang-goyangkan ekor
di depan kondektur. Bus yang sedang melaju pun berhenti di halte untuk
menurunkan anjing dan keranjang belanjanya. Penjaga toko pun ikut turun di
halte yang sama dan berjalan perlahan-lahan di belakang anjing.
Akhirnya,
anjing pintar itu tiba di rumah tuannya. Ia mengetuk-ngetuk pintu dengan kaki
depannya. Beberapa saat kemudian, sang pemilik anjing membuka pintu rumah. Sewaktu
melihat anjingnya pulang dengan keranjang belanja penuh barang, si pemilik
anjing malah mengambil sebuah tongkat kayu besar. Ia pun mulai memukuli anjing
peliharaannya dengan tongkat itu.
Penjaga
toko terhenyak menyaksikan kejadian tersebut. Hingga akhirnya ia muncul dari
balik pohon demi menghentikan si pemilik anjing yang sedang memukuli anjingnya.
“Mengapa
kamu memukul anjingmu?” tanya si penjaga toko penuh rasa keheranan.
“Dia
mengganggu tidurku. Seharusnya dia membawa kunci rumah supaya tidak perlu membangunkan
aku.”
Sumber:
Terkadang
kita sering berlaku seperti si pemilik anjing tanpa kita sadari. Memiliki
ekspektasi berlebihan terhadap segala sesuatu di sekitar kita. Padahal,
orang-orang terdekat kita mungkin sudah mengusahakan yang terbaik. Memberikan
cinta dan perhatiannya. Memberikan pundak untuk tempat bersandar bagi kita. Sayangnya,
ekspektasi yang berlebihan malah membuat kita tak kunjung puas. Kita mudah
kecewa dengan kekeliruan kecil yang tidak sesuai dengan ekspektasi kita.
Alangkah
lebih baik jika kita tidak memiliki ekspektasi apa-apa. Jalani hidup seadanya.
Tak perlu berharap lebih kepada apa pun dan siapa pun. Supaya kita lebih dewasa
seiring dengan berjalannya waktu. Supaya kita tidak terlalu bergantung kepada
orang lain. Tidak semua orang yang kita sayangi akan senantiasa menemani perjalanan
kita.
This is self reminder.
Aku telah
banyak belajar dari sunyi,
bagaimana
menyimpan sendiri hal-hal yang orang lain susah mengerti.
Kau
boleh berpikir aku penuh teka-teki.
Tetapi
memang itulah satu-satunya cara.
Agar
ketika aku kecewa, aku tidak akan menyalahkan siapa-siapa.
-Rintik
Kecil-
No comments