Narsis bukanlah istilah asing di zaman modern ini. Setiap
orang yang hobi selfie puluhan atau
ratusan kali sehari tentu sangat mudah dicap narsis. Padahal sebenarnya
definisi narsis jauh lebih dalam dari sekadar kebiasaan berlebihan tersebut.
Narsis merupakan salah satu gangguan psikologis serius yang bisa terjadi pada
siapa saja tanpa pandang bulu. Dalam bahasa psikologis, narsistik dikenal
dengan sebutan Narcissistic Personality
Disorder (NPD).
Memahami Artis Narsistik Zaman Now
Narsistik zaman now merupakan
jenis narsis terbuka yang ciri-cirinya mudah diidentifikasi orang lain. Beberapa ciri
narsistik terbuka antara lain:
- Arogan.
- Suka menjadi pusat perhatian.
- Senantiasa membanggakan kelebihan diri sendiri.
- Ingin mendapatkan perlakuan istimewa dari orang lain.
- Kurang memiliki empati.
- Tidak mau melakukan introspeksi diri.
- Menggunakan media sosial untuk menunjukkan segala kelebihan dirinya.
- Sering cemburu pada pencapaian orang lain.
- Meyakini bahwa orang lain juga cemburu dan iri terhadap kelebihannya.
Ciri Fisiologis Seorang Pengidap Narsistik
Secara ilmiah, semua pengidap narsistik memiliki ciri fisiologis
yang sama, yaitu kadar hormon kortisol yang tinggi. Hormon kortisol hanya
disekresi ketika seseorang mengalami stres. Karena hormon tersebut berfungsi
untuk meminimalkan stres dan menstabilkan kadar gula dalam darah. Namun kondisi
normal tersebut tidak terjadi pada pengidap narsistik.
Para pengidap narsistik tetap memiliki hormol kortisol dengan
kadar tinggi meskipun tidak sedang mengalami stres. Jika hal ini dibiarkan
terus-menerus, kondisi kesehatan pengidap narsistik bisa terpengaruh. Hormon
kortisol yang berlebihan bisa membuat daya tahan tubuh menurun, kadar gula
darah dan kolesterol meningkat, serta menyebabkan tubuh kesulitan menyerap asupan
mineral.
Kenalan Lebih Dekat dengan Narsistik Terselubung
Selain narsistik terbuka, ternyata ada pula bentuk narsistik
lain yang disebut narsistik terselubung (overt
narcissistic). James F. Masterson merupakan psikiater Amerika yang pernah
menjabarkan tentang 2 jenis narsistik tersebut. Gangguan psikologis berupa
narsistik terselubung tentu jauh lebih sulit dikenali. Karena pada umumnya pengidap
gangguan psikologis tersebut memiliki pribadi introvert dan sering dianggap
sebagai pemalu.
Ciri-Ciri Narsistik Terselubung
Masa sih orang yang kelihatan introvert dan pemalu bisa
mengidap narsistik terselubung?
Tentu saja bisa.
Apa yang selama ini kita lihat, kita kenali, dan kita hadapi
hanya sebagian kecil dari sifat dasar seseorang. Kita tidak pernah bisa
mengenali kepribadian seseorang secara utuh. Terutama jika kita memang belum
mengenalnya dalam waktu lama. Kita baru bisa mengidentifikasi orang yang
mengidap narsistik terselubung bila kita sudah sering berinteraksi dengannya. Diagnosis
tentang narsistik terselubung juga membutuhkan serangkaian tes psikologi agar
hasilnya benar-benar valid.
Namun setidaknya
ciri-ciri berikut ini bisa membantu kita mengenali mereka yang ternyata punya
kecenderungan narsistik terselubung:
- Penampilan luar seorang narsistik terselubung cenderung pemalu, tak banyak berinteraksi dengan orang lain, dan dianggap bersahaja.
- Terlihat sebagai sosok yang berwibawa, pandai, tenang, dan mengagumkan.
- Ada kehausan terhadap pengakuan dari orang lain, kemuliaan, dan posisi yang “tinggi” di dalam dirinya. Namun hal ini tidak ditunjukkan secara terang-terangan seperti pada kasus narsistik terbuka.
- Merasa cemburu terhadap hal-hal yang dimiliki orang lain. Rasa cemburu tersebut biasanya disimpan di hati sehingga tidak mudah diketahui orang lain.
- Hampir tidak pernah meminta maaf. Sebab mereka merasa bahwa dirinya selalu di posisi yang paling benar. Orang lain selalu jadi pihak yang salah.
- Punya kecenderungan untuk menutup-nutupi dirinya dari orang lain. Karena mereka hanya ingin dikenal sebagai pribadi yang sempurna. Pada kasus yang lebih parah, pengidap narsistik terselubung juga melakukan banyak kebohongan karena malu dengan jati dirinya.
- Nyatanya tidak bisa berhubungan baik sepenuhnya dengan orang lain. Ada “tembok tak kasat mata” yang menjadi mekanisme pertahanan yang membatasi dirinya dengan orang lain. Hal ini dianggap membantu mereka menutupi jati diri yang sebenarnya. Supaya orang lain tidak terlalu mengenal kepribadian, niat-niat, dan latar belakangnya secara keseluruhan.
Mengapa Narsistik Terselubung Bisa Menjadi Bahaya Laten Bagi Orang Lain?
Orang dengan gangguan narsistik terselubung biasanya dianggap
sebagai sosok bijaksana yang mampu menengahi suatu masalah. Celakanya, hal ini
tentu tidak sepenuhnya benar. Seseorang dengan narsistik terselubung justru
mudah mempengaruhi orang lain agar orang-orang tersebut menyadari posisinya
yang “besar”. Alih-alih jadi penengah, seorang narsistik terselubung justru
akan mempertahankan hal-hal yang dianggapnya benar. Kemudian mereka akan
melakukan “serangan psikis” pada orang-orang yang dianggap berlawanan
dengannya.
Dulu sih orang-orang dengan narsisistik terselubung tidak
terlalu mampu mempengaruhi orang lain. Kepribadian yang introvert dan tertutup
menjadi penghalang bagi mereka. Sekarang, perkembangan teknologi membuat mereka
mudah bergerilya di dunia maya. Bila berhadapan langsung dengan orang lain di
dunia nyata terasa sulit, masih ada akses dunia maya yang bisa mereka
manfaatkan.
Topeng yang menunjukkan wibawa dan ketenangan mereka tentu
gampang dipercayai oleh orang lain. Terutama orang-orang yang sudah cukup dekat
dengan mereka. Mereka pun akan mulai berusaha menunjukkan kebesarannya kepada
orang lain. Seakan-akan ingin berkata,
“Ini lo saran dari gue bla bla bla. Elo kok orangnya gak cekatan
banget sih, gak cerdas banget sih, gak bijaksana banget sih. Coba nih liat gue.
Gue nih yang paling bener.”
Kalau sudah begini, orang-orang tersebut akan mulai berpikir,
“Iya, ya. Ini semua salah gue. Dia emang hebat. Pendapat dia
selalu bener. Apalah artinya gue yang cuma kayak kerak nasi yang
nempel di baju.”
Cara Ampuh Menghadapi Si Narsistik Terselubung
Jangan gemes dulu kalau punya anggota keluarga, teman, atau
kenalan yang mengidap narsistik terselubung. Cara-cara ampuh ini bisa dicoba
sewaktu menghadapi mereka:
- Mengalihkan Topik Pembicaraan
Jika topik pembicaraan dengan mereka mulai menyudutkan posisi
kita, alangkah lebih baik jika kita mengalihkan topik pembicaraan. Supaya pemikiran
kita tidak telanjur terpengaruh oleh kata-kata mereka. Kalaupun kita tidak bisa
mengalihkan pembicaraan, sebaiknya kita menyudahi percakapan tersebut sebelum
emosi kita terpancing.
- Tunjukkan Sikap Santai dan Positif
Seorang narsistik terselubung akan merasa senang bila lawan
bicaranya sudah “terpancing”. Misalnya, mereka akan sangat senang bila kita
marah ketika mereka bilang bahwa kita mudah emosi. Jadi, siapkan mental yang
tenang dan cerdik selama berinteraksi dengan si narsistik terselubung. Jangan menunjukkan
respon berlebihan terhadap pernyataan-pernyataannya. Karena tidak semua
pernyataannya pasti benar dan objektif. Sebagian besar hanya mengarah kepada
keunggulan dirinya sendiri.
- Manfaatkan Sifatnya yang “Gila Hormat”
Saat kita membutuhkan informasi penting dari si narsistik
terselubung, kita bisa memanfaatkan sifatnya yang gila hormat. Mulailah memuji
dan menyebut-nyebut kelebihannya dengan cara yang halus. Siasat yang satu ini
biasanya selalu berhasil. Proses mengumpulkan informasi pun akan berjalan
sesuai harapan.
- Menghindari Interaksi
Cara terakhir ini hanya bisa dilakukan kalau kita tidak
terlalu kenal baik dengan si narsistik terselubung. Menghindari interaksi dan
memutus komunikasi barangkali bisa menjadi keputusan terbaik. Sebab kita memang
tidak harus berinteraksi dengannya untuk membahas hal-hal penting. Kita bukan
keluarganya, bukan temannya, bukan pacarnya, bukan siapa-siapanya.
Tak jarang kita kesal dengan anggapan orang terhadap kita. Bisa
jadi si narsistik terselubung itu juga sering mengaduk-aduk perasaan kita. Karena
kita lupa bahwa kebahagiaan hidup adalah hak pribadi kita. Meminta pendapat dan
mendengar omongan dari orang lain memang baik. Namun bukan berarti hal tersebut
boleh mempengaruhi penilaian kita terhadap diri sendiri.
Lakukan saja hal-hal yang kita anggap baik, hal-hal yang
menyenangkan dan sejalan dengan hati nurani kita. Jangan biarkan siapa pun
menganggap rendah kita. Kenali bahaya laten itu agar kita tak mudah terjebak di
lain hari. Merasa kasihan kepadanya itu manusiawi. Namun, jangan biarkan rasa
kasihan itu membuat kita lemah dan mudah diperdaya.
Teman yang narsistik terselubung lebih baik dibiarkan saja.
Kalo gak diapa-apain, nanti juga dia mati sendiri.
Referensi:
http://nationalgeographic.co.id/berita/2017/02/kenali-ciri-gangguan-kepribadian-narsistik
No comments