13 Tipe Ibu Guru Saat Muridnya Izin Gak Masuk Sekolah Karena Sakit



Pernah punya pengalaman seru dengan gurumu?

Setiap guru pasti meninggalkan kesan mendalam yang berbeda-beda. Ada kenangan lucu, manis, dan menyebalkan yang pernah kita alami semasa sekolah. Momen-momen yang tak terlupakan itu akan menjadi memori istimewa setelah kita lulus. Sekarang sih zamannya serba canggih. Percakapan kita dengan guru melalui aplikasi chat akan terekam sebagai jejak digital yang sulit dihilangkan begitu saja.

Contohnya, 13 tipe Ibu guru berikut ini ketika menghadapi murid yang izin tidak masuk sekolah karena sakit. 

10 Risiko Pekerjaan Freelance Writer di Indonesia



Semua pekerjaan pasti ada risikonya. Ada yang risikonya lebih besar, dan ada pula yang lebih kecil. Salah satu yang paling parah tentu saja risiko kecelakaan kerja yang berakibat fatal. Namun bukan berarti risiko pekerjaan lainnya tergolong tidak berat. Ada saja risiko-risiko yang dianggap tak seberapa tetapi kerap membuat mental ciut dan produktivitas pun menurun.

Salah satu pekerjaan yang dianggap minim risiko adalah freelance writer atau penulis lepas. Padahal pekerjaan ini juga tak luput dari risiko yang sering bikin gemes, sedih, kesal, atau sekadar menarik napas dalam-dalam.

Kira-kira apa saja sih risiko pekerjaan freelance writer di Indonesia? Inilah ulasannya!

Mulut Bau Madu, Pantat Bawa Sengat



Beberapa tahun lalu saya melakukan perjalanan dari Jakarta ke Yogyakarta dengan bus. Kala itu, ada acara perpisahan SMU di Yogyakarta. Momen tersebut sangat berkesan karena angkatan kami adalah angkatan pertama yang boleh melaksanakan kegiatan perpisahan di luar kota. 

Saya sudah lupa dengan rute perjalanan yang saat itu saya lalui. Namun saya masih cukup ingat bahwa saat itu bus kamu melewati daerah Garut, Purwokerto, dan Kebumen sebelum tiba di Yogyakarta. Sekitar pukul 4 sore, bus kami mulai memasuki kawasan perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah. Di sepanjang perjalanan, mata kami disuguhi hamparan sawah dan rumah-rumah sederhana para penduduk lokal. Ada satu hal yang sangat menarik perhatian saya dan teman-teman, yaitu sejumlah reklame berukuran sedang yang dipasang di pohon.

Baik atau Buruk, Siapa yang Tahu?




Pada zaman dahulu kala di sebuah daerah yang makmur, ada seorang raja yang sangat gemar berburu. Sang raja senantiasa membawa banyak pengawal dan tabib kepercayaannya   ketika pergi berburu. Suatu hari saat sang raja berburu hingga larut malam, jarinya terluka karena gigitan seekor ular sendok.

Raja mulai jatuh sakit setelah jarinya digigit ular. Tubuhnya panas dingin, lemas, dan ia pun tak nafsu makan. Jarinya yang tergigit ular mulai membiru dan terasa sangat nyeri. Saat tabib memeriksa kondisi kesehatannya, raja bertanya,

“Bagaimana keadaanku, tabib? Apakah luka gigitan ular ini semakin memburuk?”
Tabib kerajaan pun menjawab, “Baik atau buruk, siapa yang tahu?”

Karena Motivator Itu Bukan Mereka yang Muncul di TV



Saya masih ingat dengan jelas mengenai rincian peristiwa itu. Ketika saya baru saja lulus kuliah dan masih jadi pengangguran. Nasib dan isi kantong yang tak menentu karena belum mendapatkan pekerjaan tetap. Saat itu, saya sudah mulai menjadi penulis freelance dengan bayaran yang sangat murah. Satu artikel bahkan tak bisa untuk membayar sepiring gado-gado. 

Namun ternyata pekerjaan itulah yang saya tekuni sampai sekarang. Sebuah pekerjaan yang tak pernah saya bayangkan sebelumnya. Pekerjaan yang juga membawa saya berusaha meraih mimpi-mimpi kecil agar lekas jadi kenyataan.