Di
sebuah rumah besar, tinggallah seekor anjing herder dan seekor anjing pom.
Mereka dipelihara sejak masih bayi oleh pemiliknya. Keduanya merupakan anjing
yang manis dan setia. Kendati demikian, herder dan pom memiliki karakter yang
sangat berbeda. Herder memiliki jiwa pemberani, sedikit jahil, dan pandai
mengenali tamu yang niatnya tak baik. Sementara pom justru sangat lembut,
penurut, dan mudah akrab dengan tamu yang baru dikenalnya.
Hampir
semua tamu yang berkunjung ke rumah itu menyukai si pom. Karena pom selalu
bertingkah manis, tak peduli siapa pun tamu yang mengunjungi pemiliknya. Lain
halnya dengan herder yang sedikit jahil. Dia sering menggoda tamu yang datang
ke rumah. Ada yang digondol sepatunya, dijilati betisnya sampai lari tunggang
langgang, atau dicakar dengan kukunya yang tajam. Saat bertemu orang yang
berniat tak baik, sang herder tak segan untuk segera menggigit orang tersebut.
Sang
pemilik merasa agak kewalahan dengan perilaku herder kesayangannya. Suatu hari,
ia menasihati si herder secara keras.
“Kamu
itu peliharaan yang pintar, setia, dan lucu. Tetapi tingkahmu kerap membuat
tamu-tamuku jadi ketakutan. Seharusnya kamu bersikap lebih baik kepada semua
orang yang datang. Supaya mereka merasa nyaman ketika bertamu ke sini. Kamu
mengerti, kan?”
Mendengar
perkataan pemiliknya, herder menjadi sangat sedih. Ia merasa bahwa tuannya itu membenci
wataknya yang pemberani.
“Huh,
dia tak tahu kalau aku hanya menggigit tamu yang berniat buruk. Sudahlah,
mungkin aku harus diam saja. Menjadi penurut seperti si pom yang lembut,” gumam
herder.
Suatu
hari, sang pemilik rumah pergi berbelanja lebih lama dari biasanya. Hanya ada
herder dan pom di dalam rumah. Di tengah suasana sepi tersebut, seorang pencuri
yang menyelinap masuk rumah melalui jendela. Pom menghampiri pencuri tersebut
dengan wajah bersahabat sembari menggoyang-goyangkan ekornya. Dia sangat
kegirangan dan mengira si pencuri itu adalah orang baik yang bisa jadi teman
barunya.
Melihat
kejadian itu, herder cuma duduk termenung dengan wajah sedih. Dia tak ingin
lagi mengganggu tamu yang datang ke rumah. Karena dia sudah kapok dimarahi oleh
pemiliknya. Herder hanya pasrah melihat si pom mendekati pencuri yang baru saja
masuk ke rumah.
Si
pencuri yang tertegun melihat keindahan bulu pom lantas berpikir, “Ah,
sepertinya aku tak perlu mencuri TV dan barang berharga lainnya yang berat.
Anjing kecil ini ringan dan sangat cantik. Kalau dijual, harganya pasti mahal.”
Usai
berpikir sejenak, pencuri bergegas meraih pom dengan kedua telapak tangannya. Tanpa
perlawanan, si pom pun diangkat dan siap dibawa oleh pencuri. Tak lama
kemudian, terdengar suara grendel pintu berderit. Nah, si pemilik rumah sudah pulang
dan sedang membuka pintu.
Sang
pemilik rumah sangat kaget melihat pencuri itu sudah menggendong anjing pomnya.
Tangan kanannya meraih tongkat pemukul kasti yang terletak tak jauh dari pintu.
Tanpa pikir panjang lagi, pencuri segera melepas pom dari tangannya dan keluar
lewat jendela yang tadi sudah ia buka. Gerakannya cepat sekali sampai
menghilang dari pandangan sebelum sempat dikejar.
Usai
kejadian tersebut, pemilik rumah segera menghampiri dua anjing kesayangannya. Ia
lantas membelai kepala herder sembari berujar,
“Aku
memang menyuruhmu bersikap baik kepada semua orang yang datang. Namun bukan
berarti kamu tak boleh waspada seperti biasa. Aku melarangmu untuk langsung
menggigit orang, bukan melarangmu menggonggong. Suaramu yang lantang akan
membuat pencuri ketakutan dan tak berani masuk ke rumah kita. Kamu juga tak
rela kan kalau pom sampai diculik oleh pencuri itu?”
Tak
cuma menasihati herder, pemilik rumah juga melakukan hal yang sama kepada pom.
“Sifatmu
yang lembut dan penurut membuat banyak orang suka kepadamu. Tetapi jangan
sampai sifat itu malah membuatmu lalai menjaga dirimu sendiri. Kalau kamu sudah
terperangkap oleh tipu muslihat orang jahat, kami akan kesulitan untuk
menyelamatkanmu.”
Pemilik
rumah lalu memeluk dua anjing peliharaannya dan berkata dalam hati,
“Kalian
berdua adalah kesayanganku. Peliharaan hebat dengan segala kelebihan dan
kekurangan masing-masing. Mudah-mudahan kalian senantiasa saling melengkapi dan
saling menjaga satu sama lain.”
Kalian yang Terus Berjuang, dengan Segala
Kelebihan dan Kekurangan yang Ada.
Sejak
aku mengenal kalian, aku tahu kalian selalu berusaha saling memahami dan
melengkapi. Masalah demi masalah yang datang, semoga semakin menguatkan hati
kalian. Jangan berkecil hati karena kekurangan pada diri sendiri. Masing-masing
dari kalian sudah diberkahi dengan kelebihan yang istimewa. Hanya perlu menjadi
diri sendiri yang lebih baik lagi dari hari ke hari.
Jangan
menghiraukan mereka yang iri dengan kekompakan kalian. Karena kesetiaan dan
perjuangan sudah lebih dari cukup untuk menunjukkan kesungguhan hati kalian. Perpaduan
kewaspadaan dan tindakan lemah lembut akan menghasilkan kekuatan luar biasa
yang tak disangka-sangka. Jadi, herder dan pom kesayanganku sudah tahu kan
strategi besar yang mesti diwujudkan di hari-hari berikutnya?
Salam,
Anak
anjing nakal, kesayangan herder dan pom.