Semua
orang berpotensi memiliki alter ego.
Yes, tak ada satu pun manusia yang dilahirkan sempurna. Sebaik apa pun kita
mencoba, pasti kita memiliki masalah dan ketidaknyamanan yang sulit
dituntaskan. Kalau kita kesulitan menceritakannya kepada orang lain, maka tak
ada jalan lain. Kita harus berusaha membuat diri sendiri merasa nyaman dan
aman. Karena life must go on, dengan
atau tanpa bantuan dan perhatian orang lain.
Apa Itu Alter Ego?
Alter
ego sering didefinisikan sebagai “aku yang kedua”. Sosok kedua yang ada dalam
diri kita, yang sesekali muncul pada saat-saat tertentu. Ternyata tak banyak
orang yang sadar bahwa dirinya punya alter ego. Padahal kemunculan alter ego
tersebut justru sudah dideteksi oleh orang-orang di sekitarnya.
Sebenarnya
alter ego adalah cerminan karakter pribadi yang tidak bisa selalu kita
tampilkan ketika menjalani hidup. Kita pasti menemukan banyak hal selama
beraktivitas dan berinteraksi dengan orang lain. Tetapi hal-hal tersebut tak
selalu membuat kita bebas mengekspresikan diri. Ada orang yang butuh teman
diskusi, pelindung, sosok pemberani dalam dirinya, atau pemakluman terhadap
kegagalan yang ia alami.
Mengapa Banyak Orang yang Tak Sadar dengan Alter Egonya?
Nyatanya,
belum banyak orang yang tertarik mempelajari tentang alter ego. Padahal alter
ego bukanlah suatu masalah psikologis berat yang hanya dialami pengidap
gangguan jiwa. Kemunculan alter ego pada setiap orang berbeda-beda, misalnya :
Si
A : butuh teman curhat dan diskusi hingga akhirnya menciptakan percakapan di
otaknya.
Si
B : butuh sosok ceria untuk menutupi sifatnya yang pemalu dan introvert.
Si
C : butuh sosok tegas karena dirinya dikenal senantiasa lembut, sabar, dan
cinta damai.
Si
C : butuh jiwa penyemangat dalam menghadapi setiap tantangan dalam hidupnya.
Hal
inilah yang menyebabkan pemahaman tentang alter ego menjadi sangat luas. Ada
orang yang merasa agak terganggu dengan alter egonya. Ada pula yang bahkan sama
sekali tidak menyadari kalau alter egonya kerap muncul dan mulai dikenali orang
lain. Bila seseorang mengetahui bahwa dirinya memiliki alter ego, berarti orang
tersebut mengenal dirinya sendiri dengan cukup baik.
Alter Ego Bukanlah Kepribadian Ganda
Kepribadian
ganda atau Dissociative Identity Disorder
(DID) masih sering disamakan dengan alter ego. Faktanya, alter ego berbeda dengan kepribadian ganda.
Seseorang yang mengidap DID biasanya memiliki 2 kepribadian atau lebih,
sementara alter ego hanya terdiri dari 2 kepribadian. Bahkan ada pengidap DID yang
bisa memiliki lebih dari 20 kepribadian.
Perpindahan
kepribadian pada pengidap DID berlangsung tanpa sadar dan tak dapat
dikendalikan. Karakternya pun sangat beragam, mulai dari lawan jenis, anak
kecil, lansia, hingga sosok yang berasal dari masa lampau. Ketidaksadaran yang
terjadi pada pengidap DID membuatnya sulit mengendalikan diri sendiri maupun
kepribadian lain yang ada dalam dirinya.
Sementara
alter ego justru muncul ketika seseorang memiliki kesadaran penuh. Karena alter
ego masih merupakan kesatuan dengan diri sendiri, meskipun karakternya berbeda
dengan karakter asli orang tersebut. Contohnya, kita mengenal seseorang yang
karakternya sangat baik. Dia lembut, sabar, penyayang, dan selalu mengutamakan
kepentingan orang lain. Suatu ketika kita dibuat kaget olehnya ketika dia marah
besar. Tatapan mata dan tingkah lakunya benar-benar berbeda 180 derajat dengan
dia yang selama ini kita kenal. Kita seperti berhadapan dengan orang lain yang tidak
kita kenal. Namun fisiknya tak asing bagi kita.
Nah,
kemungkinan besar alter ego orang tersebut sedang muncul. Karena alter ego
seseorang memang cenderung muncul ketika dirinya merasa terusik, tak nyaman,
atau marah. Semua orang berpeluang memunculkan alter ego pada saat-saat tak
terduga. That’s the power of universe.
Barangkali
alter ego dapat menjadi salah satu bentuk perlindungan bagi diri sendiri.
Cara Menyikapi Alter Ego pada Diri Sendiri
Kita
tak perlu panik jika menyadari bahwa diri kita sepertinya punya alter ego. Hal
yang mesti kita lakukan adalah berusaha menjaga kestabilan karakter setiap
saat. Sabar dan konsisten memang bukan hal yang mudah. Cuma orang hebat yang
mampu melakukannya. Dan kita semua berpeluang menjadi salah satu orang hebat
tersebut. Jangan menyerah dengan himpitan keadaan. Jangan sampai kita “jatuh
tersungkur” karena pengaruh orang lain.
Bila
alter ego negatif muncul begitu saja saat kita terdesak, berusahalah
menenangkan diri sesegera mungkin. Kondisi kesehatan yang prima dan waktu tidur
yang cukup tentu membuat kita merasa lebih fit. Sehingga kita bisa berpikir
secara jernih sewaktu menghadapi masalah atau hendak mengambil keputusan. Tak
perlu buru-buru bereaksi saat menghadapi sesuatu. Berikan waktu kepada diri
sendiri untuk mencerna hal-hal yang ada di sekitar kita sebelum mengeluarkan
tanggapan yang tepat.
Jangan
lupa meminta maaf kepada orang-orang yang merasa tersinggung, terluka, atau
dirugikan saat diri kita menampilkan “sisi yang lain”. Meminta maaf dan
memperbaiki diri menunjukkan bahwa kita adalah pribadi yang bertanggung jawab
dan peduli terhadap orang-orang yang kita sayangi.
Tentang Alter Ego pada Diri Orang Lain
Semakin
kita mengenal orang-orang terdekat, maka semakin mudah pula bagi kita untuk
merasakan kemunculan alter egonya. Hal ini bisa terjadi karena intensitas
kebersamaan yang tinggi atau kedekatan hati yang sangat erat. Jika baru satu
dua kali menghadapinya, kita pasti sangat terkejut. Namun kita pasti lebih
terbiasa kalau pengalaman tersebut sudah terjadi beberapa kali.
Kuncinya
hanya satu, maklum. Pahami bahwa semua orang pasti memiliki kekurangan. Kemunculan
alter ego negatif tentu bukanlah sesuatu yang dikehendaki. Yakinlah kalau nanti
orang-orang yang kita cintai akan kembali dengan karakter pribadinya
masing-masing. Ada orang yang butuh teman curhat untuk meminimalkan pengaruh
alter egonya. Namun tak sedikit pula yang justru butuh waktu khusus untuk
menyendiri dan merenung.
Jangan
pernah lelah berusaha memahami diri sendiri maupun orang-orang yang kita
cintai.
Yakinlah
bahwa pertanyaan “are you OK?” rupanya
teramat sangat berarti dan dapat membuat perasaan orang yang kita cintai jadi
lebih tenang.
I’m not a therapist. I also have alter
ego.
I have a personality I can’t handle. Maybe
it ever shocked you or make you feel disappointed.
But I want you to know it :
I will listen, I will care.
Referensi
:
https://hellosehat.com/memiliki-alter-ego-normal-atau-tidak/
No comments