Ada
seekor singa yang sudah tua. Di masa tuanya jelas ia sudah tidak bisa seperti
dulu lagi, yang dengan gagah perkasa memburu berbagai binatang. Dahulu sewaktu
muda, semua tahu kalau singa itu sangat kuat dan cekatan. Namun, semua itu
tinggal kenangan. Ia sudah kehilangan kekuatan dan kecekatannya. Untuk
mempertahankan hidupnya saja, si singa harus memikirkan suatu siasat.
Singa
lalu memanggil temannya, si serigala tua, supaya menyebarkan berita di antara
binatang-binatang yang lain. Berita bahwa singa sedang tidak enak badan dan
beristirahat di dalam gua. Singa berharap siasat ini akan membuat binatang lain
datang menjenguknya.
Ternyata
siasat tersebut berhasil. Saat berita dari serigala tua itu tersebar luas, semua
binatang yang takut pada singa, satu demi satu segera membawa berbagai makanan
sambil menjenguknya.
Apa
yang terjadi?
Binatang-binatang
itu tidak pernah keluar lagi dari gua karena telah menjadi santapan sang singa.
Pada
suatu hari, singa sedang mengingat-ingat apa masih ada binatang yang belum
menengoknya. Tiba-tiba dia teringat dengan rubah.
“Rubah
ini benar-benar memiliki nyali, karena berani-beraninya tidak menjengukku,”
demikian gumam si singa tua.
Singa
segera memanggil serigala tua dan menyuruhnya memanggil rubah untuk datang. Serigala
lalu mencari rubah ke hutan dan berkata padanya,
“Rubah
harusnya kamu sudah mendengar berita tentang singa yang sedang sakit.”
“Iya,
aku sudah mendengarnya. Memangnya kenapa?” jawab rubah.
“Lalu,
kenapa kamu tidak pergi menjenguknya? Ia adalah raja hutan, apakah kamu tidak
takut kalau ia marah dan akan memakanmu?”
Rubah
menjawab, “Aku ingin pergi menjenguknya, tetapi aku tidak tahu harus membawa
apa.”
Serigala
tertawa, “Tidak perlu membawa apa-apa, yang penting kamu tulus menjenguknya,
itu sudah cukup.”
Rubah
kemudian ikut bersama serigala menuju ke gua si singa. Singa yang mendengar
suara si rubah segera berkata, “Rubah, cepatlah masuk.”
Rubah
tidak menjawab. Ia hanya menundukkan kepala dan mengamati tanah seraya berkata,
“Aku
tidak dapat masuk ke dalam karena aku melihat banyak jejak kaki di sini. Ada
jejak kaki kelinci, kera, dan kucing. Tetapi anehnya, hanya ada jejak kaki yang
masuk, tidak ada jejak kaki yang ke luar. Karena itu sebaiknya saya tidak masuk
ke dalam. Jangan-jangan mereka sudah menjadi mangsamu. Jika saya masuk, pasti
saya akan bernasib sama.”
Setelah
berkata demikian, sang rubah segera berbalik badan lalu pergi memberitahukan
para binatang lain di hutan. Sejak saat itu, tidak ada lagi binatang yang pergi
ke gua untuk menjenguk si singa.
Sumber
:
Lei
Wei Ye. 2014. Burung Gagak dan Pujian
Sang Rubah. Yogyakarta : Gradien Mediatama.
Siapakah yang Jadi Singa Tua?
Dan siapakah si rubah yang teliti?
Selama
beberapa puluh tahun ini, kalian pasti sudah menemukan banyak hal ketika
menempuh perjalanan yang berliku. Aku tahu kalian pasti mampu. Bahkan aku
sangat yakin sejak hari pertama kalian mengabariku. Hari demi hari, sayap
kalian semakin kuat. Kalian semakin memang pemegang kendali terbaik yang mereka
miliki.
Siang
malam kalian mencurahkan tenaga dan ide demi cita-cita mulia yang ingin kalian
wujudkan. Semoga cita-cita itu tidak terhalang oleh tipu muslihat “sang singa
tua”. Pasti ada “serigala-serigala tua” yang berupaya memuluskan niat si singa.
Jadi, kalian memang harus punya ketelitian ekstra. Berjaga-jagalah setiap saat,
di mana pun kalian berada. Jikalau salah satu dari kalian sedang lelah dan penat,
mulailah berjaga secara bergantian.
Aku
yakin kalian pasti menjadi “rubah yang teliti”. Sosok-sosok hebat yang kukenal
sejak dahulu, memang menjadi kian hebat seiring dengan perjalanan waktu. Jatuh
bangun karena tersandung kerikil itu biasa. Pasti ada mulut-mulut jahil yang
mencibir berbagai keputusan sekalian. Namun yang luar biasa adalah kondisi
sewaktu kalian senantiasa berhasil mengelak dari “sang singa tua”.
Selain
tak boleh lengah, kalian pun tak boleh lelah memberitahukan “binatang-binatang
lain” yang sedang bersama dengan kalian. Sebagian dari mereka mungkin tidak
percaya, dan sebagian lagi justru masih sangat menaruh hormat kepada “sang
singa tua”. Tetapi yakinlah kalau niat baik kalian pasti selalu lancar dan
direstui.
Kalian pasti jadi pemenang. Pemenang yang saling berpelukan dan
tertawa di akhir cerita. Tertawa karena berhasil menaklukkan segala hal buruk
dengan cara kalian sendiri. Tertawa karena hal-hal buruk tersebut tak berhasil
melawan kekuatan cinta dan tekad kalian. Bersemangatlah, rubah-rubah
kesayanganku. Terima kasih atas ketulusan dan semangat kalian yang selama ini
mengiringi langkahku dan langkah mereka.
No comments