Tak kusangka secepat ini akan
mendapat kabar dari kalian. Secepat berkedipnya kelopak mata atau membalikkan
telapak tangan. Entah aku harus bersyukur atau menatap nanar. Melihat kalian
yang kukasihi benar-benar mendapatkan kesempatan itu. Sudah pasti aku gembira
mendengar kabar tersebut. Tetapi aku juga punya keresahan tersendiri. Membayangkan
semburat awan kelabu yang membuat kalian merasa kalut.
Takdir tidak pernah salah
memilih arahnya. Di kala takdir itu sudah memilih kalian, tak ada alasan lagi
untuk menggelengkan kepala. Jika sekarang kalian yang mendapat kesempatan, berarti
Ia sudah menghendakinya sejak lama. Puluhan tahun kiranya Ia menempa dan
menyiapkan kalian. Agar hari ini kalian mampu berdiri tegar dan siap menghalau
badai masalah.
Derai air mata yang kalian
tumpahkan kemarin menjadi penutup sempurna bagi lembaran lama. Belajarlah dari
pemimpin-pemimpin kalian yang terdahulu. Tentu ada hal baik untuk dipetik dan
hal buruk yang mesti ditinggalkan. Sesekali tidak ada salahnya menoleh ke
belakang. Untuk belajar dari kesalahan dan berterima kasih pada pahitnya
pengalaman. Kejernihan hati dan cita-cita mulia nanti akan membantu kalian
mengurai masalah satu per satu.
Menyatukan dua pikiran dan
dua hati bukanlah perkara mudah. Kendati demikian, tekad dan persahabatan kalian
pasti membantu mewujudkannya. Perselisihan
itu soal biasa. Salah satu dari kalian berhak marah sejenak. Bilamana seorang
lainnya sedang keliru dan patut disadarkan.
Jangan lakukan perang dingin terlalu lama. Sebab ada kapal besar yang menunggu titah kalian. Bukankah sang nakhoda dan pendampingnya harus saling melengkapi satu sama lain?
Jangan lakukan perang dingin terlalu lama. Sebab ada kapal besar yang menunggu titah kalian. Bukankah sang nakhoda dan pendampingnya harus saling melengkapi satu sama lain?
Tentang perantara kasih-Nya kepada
kalian, tentu malaikat pun tahu kalau akulah salah satunya. Namun sekarang aku
tak akan mencintai kalian apa adanya lagi. Karena kini dua pemegang kendali
harus mendapat tuntutan baru. Agar terus terpacu melangkah maju.
Pada akhirnya semua akan
pergi dari dunia ini, kecuali doa. Jadi, mohon doakan aku supaya kasihku
kepada kalian tidak pernah berubah. Supaya aku punya kekuatan untuk membantu
kalian semampuku. Selama masih ada napas yang bisa kuhembuskan, maka selama itu
pula aku akan berusaha menguntai doa-doa demi perjuangan kalian.
Barangkali aku terlalu banal untuk menyampaikan segenap doaku. Meskipun begitu, biasanya doa anak untuk sang ibu beroleh jawaban terbaik dari-Nya. Yakinlah bahwa hal-hal baik yang dahulu kalian tanam bisa segera kalian tuai di masa kepemimpinan ini.
Barangkali aku terlalu banal untuk menyampaikan segenap doaku. Meskipun begitu, biasanya doa anak untuk sang ibu beroleh jawaban terbaik dari-Nya. Yakinlah bahwa hal-hal baik yang dahulu kalian tanam bisa segera kalian tuai di masa kepemimpinan ini.
Semoga semangat juang kalian
menyerupai mentari yang menyinari bumi. Yang tidak pernah berjanji terbit lagi
di esok hari. Tetapi selalu hadir demi menghangatkan seisi dunia.
Demikian catatan untuk para
pemimpin yang kukasihi.
Salam takzim selalu dari aku,
putrimu.
No comments