Inilah sepenggal kisah tentang
salah paham berbahasa saat sekolah. Sebut saja murid perempuan itu bunga. Soal urusan
sekolah, bunga termasuk murid yang cerdas. Nilai-nilai yang diperolehnya selalu
melampaui nilai rata-rata kelas. Tak hanya untuk urusan pelajaran matematika, ilmu
eksakta dan Bahasa Indonesia juga dikuasainya dengan baik. Namun ada satu
kekurangannya. Ia tak menyadari kalau banyak istilah Bahasa Indonesia yang
belum ia pahami.
Ketika masih duduk di bangku
sekolah dasar, hal itu sungguh tidak terasa. Tetapi ketika sudah menuntut ilmu
di bangku kelas 1 SMP, ada kejadian yang dialami Bunga terkait dengan istilah
Bahasa Indonesia. Siang itu udara terasa panas. Murid-murid kelas 1B yang baru
selesai istirahat harus bergegas kembali ke kelas. Karena Bu Rika, guru bidang
studi Bahasa Indonesia, sudah menyiapkan soal-soal ulangan harian.
Melihat murid-muridnya sudah
masuk kelas, Bu Rika langsung membagikan kertas fotokopian yang berisi soal
ulangan. Satu murid mendapat 3 lembar kertas fotokopian. Kemudian Bu Rika
memberitahu murid-murid agar langsung menuliskan jawaban ulangan pada kertas
fotokopian tersebut. Ulangan Bahasa Indonesia tersebut berlangsung selama 2 jam
pelajaran, kurang lebih 90 menit lamanya.
Suasana di kelas 1B hening. Sesekali
ada saja satu dua murid yang menengok kiri dan kanan. Menjulurkan kepala ke
kertas ulangan teman sebangkunya, berharap ada jawaban yang menyembul dan siap
untuk disalin. Bunga yang duduk di samping Ivan tampak serius mengerjakan soal
demi soal. Soal pertama, soal kedua, dan soal-soal seterusnya berhasil
dikerjakan dengan cepat. Hingga tibalah waktunya menyelesaikan soal terakhir.
Sebuah soal sederhana yang
terdiri dari dua kalimat saja. Bunyinya,
“Dewi malam keluar dari
peraduannya.”
Jelaskan arti istilah “Dewi
Malam” pada kalimat di atas!
Melihat soal terakhir
tersebut, Bunga terdiam sejenak. Kali ini tampaknya kemampuan berbahasa
Indonesianya benar-benar sedang diuji. Hampir sepuluh menit lamanya ia
tercenung mencari ilham untuk soal tersebut. Tanpa terasa 5 menit lagi kertas
ulangan harus dikumpulkan. Karena pelajaran Bahasa Indonesia yang ada di jam
terakhir akan segera berakhir.
Tak pikir panjang lagi, Bunga
segera menuliskan jawaban untuk soal terakhir tersebut. Jawaban yang singkat
untuk soal yang singkat.
“PSK (Pekerja Seks Komersial)”
Sumber :
imgflip.com
Puluhan tahun berlalu sejak
ulangan Bahasa Indonesia hari itu. Kini Bunga sudah bekerja di bidang penulisan
untuk sejumlah perusahaan ternama di Indonesia. Kalau mengingat soal terakhir
pada ulangan Bahasa Indonesia sewaktu SMP dulu, Bunga merasa tak kuasa menyebut
dirinya sebagai penulis.
Sebab kini ia sudah tahu
bahwa dewi malam itu adalah istilah untuk menyebut rembulan. Bukan sebutan lain
untuk wanita tuna susila.
No comments