Telling someone the truth is a loving act.
-Mal Pancoast-
Kalimat tersebut memang tidak
salah. Namun ada beberapa situasi yang tentu pernah membuatmu sulit
mengungkapkan kejujuran. Tak jarang kejujuran memang menyakitkan sehingga ada
orang yang seakan tak bisa menerimanya. Salah satu contoh konkret yang
sederhana adalah tentang sosok guru yang cara mengajarnya sulit dimengerti.
Berselisih dengan Guru Memang Tindakan yang Tidak Baik
Tidak peduli seberapa kelirunya
gurumu, berselisih dengan guru tetap menjadi tindakan yang tidak baik. Kamu
mungkin menang karena kamu mampu mempertahankan kebenaran pendapatmu. Tetapi berkah
dan restu menuntut ilmu dari gurumu tersebut akan sirna. Hanya ada kecanggungan
dan amarah yang mewarnai hubunganmu dengan gurumu.
Guru juga manusia yang punya
emosi dan bisa melakukan kekeliruan. Bedanya, ada guru yang lapang dada jika
diberi saran dan ada pula yang tak cukup berbesar hati untuk mengakui
kesalahannya. Di sinilah kemampuanmu sebagai manusia diuji. Bagaimana caranya
kamu menghadapi Bapak Ibu gurumu yang “seakan tidak pernah salah” itu.
Iya Pak, Iya Bu
“Pak, itu kayaknya caranya
terlalu panjang, deh. Kalo pake cara A ini hasilnya juga sama.”
“Bapak mau semuanya pake cara
panjang ini aja.”
“Tapi kan ribet Pak …”
“Pokoknya pake cara ini. Kalo
gak pake cara ini, nanti ulangannya pasti Bapak anggep salah.”
“… Iya, Pak.”
Merasa kesal setengah mati? Manusiawi
kok.
Kamu kan juga manusia yang
punya ego dan emosi. Tetapi kalimat “Iya Pak, Iya Bu” itu akan menjadi kalimat
pamungkas yang ampuh bagimu. Kalimat itu menandakan kalau kamu hendak mematuhinya
dan tak akan membantah lagi.
Guru tidak selalu benar.
Murid pun tidak selalu salah. Dan mengalah bukan berarti kalah. Mengucapkan kalimat
“Iya Pak, Iya Bu” tak lantas membuatmu jadi pecundang. Itulah bagian dari rasa hormatmu
kepada bapak ibu gurumu. Nantinya jalinan hubunganmu dengan gurumu akan tetap
baik tanpa kendala apa pun.
Kamu mungkin tidak bisa
menerima cara mengajarnya. Tetapi tak ada salahnya kamu memaklumi hal tersebut.
Toh kamu tetap bisa mencari tambahan ilmu dari sumber lain. kamu bisa
memperkaya diri dengan segudang ilmu pengetahuan di luar kegiatan sekolah.
Kendati kini kamu sering
kesal dengannya, cepat atau lambat kekesalan itu akan berubah jadi kenangan
saat kamu sudah lulus nanti. Jangan meninggalkan kenangan buruk yang
mengecewakan di benakmu maupun benak bapak ibu gurumu. Ada harapan akan
kesuksesanmu yang ingin mereka lihat di masa depan.
Kamu Belum Terlambat, Kok.
Bila hubunganmu dan gurumu
sempat memanas karena suatu hal, belum terlambat untuk minta maaf. Orang yang
mau meminta maaf adalah orang yang berbesar hati. Terkadang minta maaf itu
bukan karena melakukan kesalahan. Melainkan karena kamu masih ingin menjalin
hubungan baik dengan orang tersebut.
Seorang guru yang baik pasti
akan memaafkan kesalahan muridnya bahkan sebelum murid tersebut minta maaf. Hal
tersebut memang sudah menjadi naluri mulia seorang guru. Dan akan lebih mulia
lagi jika bapak ibu guru terbuka dengan pendapat yang disampaikan murid. Bukan kekurangajaran
yang membuat murid berani mengemukakan pendapatnya, melainkan keinginan untuk
maju menjadi lebih baik diiringi restu sang guru.
yup, gutu itu selalu pemaaf ,kalau muridnya abndelpun diusahakan agar tetap naik
ReplyDeleteBetul Mbak, guru biasanya berbesar hati ya :)
Delete