Kemarahan itu manusiawi. Selama masih punya akal sehat dan hati, semua orang tentu bisa marah. Pemicu kemarahannya pun bervariasi. Bisa karena marah pada diri sendiri, marah karena keadaan atau marah karena menerima perlakuan yang tak sepantasnya. Tentu saja di dunia ini tidak ada orang yang tidak pernah marah. Apalagi seseorang yang berprofesi sebagai guru.
Guru biasanya akan
marah ketika mulai merasa kewalahan menghadapi tingkah laku murid-muridnya. Ada
murid yang nakal, murid yang tidak konsentrasi saat belajar atau bahkan murid
seisi kelas yang selalu gaduh saat pelajaran sedang berlangsung. Setidaknya ada
7 tipe guru berdasarkan caranya dalam melampiaskan kemarahan :
Guru yang Sering Berteriak
Sumber :
Instagram
Tipe yang satu ini merupakan
tipe yang paling umum dan sering dijumpai di sekolah. Amarah yang memuncak
biasanya akan membuat guru berteriak histeris untuk membuat murid-muridnya
diam. Lengkingan suara guru adalah salah satu cara ampuh untuk membuat
murid-murid yang gaduh jadi diam seribu bahasa.
Hobi Menyindir
Sumber :
Instagram
Guru yang suka
menyindir bisa menciptakan 2 resultan, murid-murid yang terdiam karena sakit
hati dengan sindirannya atau murid-murid yang tidak peduli dan terus berbuat
gaduh. Bentuk sindirannya pun bermacam-macam, misalnya
“Kelas-kelas lain itu
prestasinya lebih bagus. Tapi tingkahnya gak pernah liar kayak kelas ini.”
Tentu bisa kita
bayangkan ekspresi apatis sang guru sembari mengeluarkan kalimat-kalimat
sarkasme.
Serangan Diam-diam yang Mematikan
Sumber :
Instagram
Disebut serangan
diam-diam mematikan karena tipe guru ini menampakkan ekspresi santai ketika
murid-murid di kelas sedang gaduh dan tidak memperhatikan pelajaran. Tetapi di
akhir pelajaran, akan ada perkataan yang begitu mengejutkan dan membuat hati
murid jadi perih teriris-iris.
“Kayaknya semua udah
paham sama materi bab ini, ya. PR-nya dari halaman 58 sampai 63 di kerjain di
kertas ulangan, besok pagi dikumpul seblom jam 7.”
Jadi, sudah paham kan dengan
istilah serangan diam-diam yang mematikan?
Mengeluarkan Ancaman Demi Ancaman
Sumber :
Instagram
Hampir tidak ada cara
efektif menghadapi murid yang nakal dan sering membuat kericuhan, kecuali
dengan ancaman. Ancaman yang dikeluarkan dengan nada suara yang meninggi bisa
menjadi cara ampuh untuk membuat murid-murid jadi jera.
“Deby, yang kerja
tangannya bukan mulutnya.”
“…”
“Deby masih mau ribut?
Deby keluar kelas sekarang atau Ibu yang keluar?”
Diam Seribu Bahasa
Sumber :
deny-profileblog.blogspot.com
Guru yang dikenal
bijaksana dan disegani adalah guru yang sering menggunakan cara ini. Duduk diam
di mejanya sambil memandangi murid satu per satu, kedengarannya cukup mudah
bukan?
Biasanya murid-murid
akan menyadari kegaduhan kelas dengan sendirinya. Barulah murid-murid tersebut
akan berangsur-angsur diam sambil menunduk karena tak berani menatap wajah guru
yang terdiam di depan kelas. It’s sounds
cool, eh?
Menyerah dan Kemudian Menangis
Sumber :
Instagram
Guru yang menangis
karena kenalan murid-murid rupanya bukan sekadar mitos. Hal ini sering terjadi
pada ibu guru baru yang usianya masih muda dan belum memiliki banyak pengalaman
mengajar. Agar tidak membuat diri sendiri menjadi malu, derai air mata yang
jatuh ke pipi akan diiringi dengan tindakan angkat kaki dari kelas.
Pergi dari Kelas
Sumber :
Instagram
Tindakan guru tipe ini
bisa membuat murid-murid jadi resah setengah mati. Di tengah kegiatan belajar
mengajar, sang guru yang kesal dengan tingkat muridnya memutuskan untuk angkat
kaki dari kelas. Jika sudah begini, harus ada beberapa murid yang ditumbalkan
untuk dikirim ke ruang guru. Karena tidak ada cara lain yang bisa mengatasi
kepergian sang guru selain permintaan maaf dan penyesalan dari murid-muridnya.
Sejatinya gurumu
adalah manusia biasa yang memiliki batas kesabaran dan permasalahan pribadinya
sendiri. Janganlah kamu membebani gurumu dengan tingkah laku yang ajaib dan
sulit dikendalikan. Belum terlambat untuk berubah. Jadikan dirimu menjadi
pribadi yang lebih baik setiap harinya. Sebab orang yang baik dan pantas dihargai adalah mereka yang mampu menghargai orang lain.
No comments