“Pak, saya permisi ke toilet dulu , ya.”
“Kemarin bukannya Ibu bilang PR-nya
dikumpul hari Kamis??”
Sumber :
www.LautanIndonesia.com
Kalimat-kalimat tersebut memang
lumrah terdengar di sekolah. Bahkan tentu di seluruh sekolah di Indonesia. Sejak
kecil kita memang sudah akrab menyapa guru kita dengan sebutan bapak dan ibu.
Mungkin bagi sebagian orang kata sapaan tersebut terdengar kaku. Apalagi saat
ini banyak sekali sapaan yang terkesan lebih gaul dengan sentuhan Bahasa
Inggris seperti miss, mam, atau, sir.
Sah-sah saja kalau sekolah
internasional membiasakan para murid untuk memanggil gurunya dengan sapaan kebarat-baratan.
Guru di luar negeri malah terbiasa dipanggil hanya dengan sebutan namanya saja.
Kira-kira kenapa panggilan bapak atau ibu untuk guru di sekolah menjadi salah
satu pelajaran hidup yang baik?
Membentuk Perilaku yang Sopan
Orangtua tentu ingin anak-anaknya
memiliki perilaku yang sopan dan akhlak yang baik. Itulah mengapa sejak
kecil kita sudah diperkenalkan dengan sebutan-sebutan tertentu untuk menyapa
orang yang lebih tua. Orang-orang di lingkungan keluarga atau pergaulan yang usianya
beberapa tahun lebih tua dari kita biasa disapa dengan sebutan kakak. Sementara
orang yang usianya jauh lebih tua bisa disapa dengan sebutan bapak, ibu, om
atau tante. Panggilan tersebut biasanya akan berusaha dipantaskan sesuai dengan
rentang umur antara kita dengan orang yang bersangkutan.
Menciptakan Keseragaman Di Sekolah
Guru-guru di sekolah kita tentu
berbeda-beda umurnya. Ada yang sudah tua hingga pantas dipanggil nenek atau
kakek namun ada pula yang usianya hanya terpaut kurang dari 10 tahun dari kita.
Perbedaan umur tersebut tidak boleh dijadikan patokan di sekolah. Karena
sejatinya salah satu esensi pendidikan di sekolah adalah mengajarkan kesetaraan
harkat dan martabat manusia kepada generasi muda.
Oleh sebab itu, keseragaman di
sekolah bukan cuma tersirat dari penggunaan pakaian murid yang sama setiap
hari. Melainkan juga ditampakkan dari kebiasaan pergaulan setiap hari, salah
satunya panggilan bapak atau ibu kepada semua pendidik di sekolah.
Menciptakan Hubungan Emosional yang Erat
Panggilan bapak atau ibu untuk
orangtua kita di rumah menunjukkan bentuk rasa hormat sekaligus hubungan
emosional yang erat. Pasti kita tidak pernah berani memanggil orangtua kita di
rumah hanya dengan menyebut namanya saja. Sudah sepatutnya kita menghormati
orangtua yang sudah melahirkan, merawat, mendidik, serta mencukupi semua
kebutuhan hidup kita.
Makna hubungan emosional yang
erat antara orangtua dan anak ini juga berusaha diwujudkan di sekolah. Melalui
panggilan bapak atau ibu, diharapkan murid-murid memiliki ikatan emosional yang
erat dengan guru-gurunya di sekolah. Guru dapat diibaratkan sebagai orangtua
kita di sekolah. Orangtua yang akan berusaha sekuat tenaga untuk mendidik kita
menjadi pribadi yang lebih baik. Sehingga sudah sepantasnya kita memiliki rasa
hormat kepada guru selayaknya menghormati orangtua kita sendiri. Panggilan
bapak atau ibu tersebut menjadi salah satu bentuk penghormatan sederhana yang bisa
kita sampaikan secara lisan.
Itulah 3 alasan utama yang
mendasari penggunaan kata bapak atau ibu untuk memanggil guru di sekolah.
Hormati bapak dan ibu kita di sekolah, seperti halnya kita menghormati orangtua
kita sendiri. Karena merekalah yang turut menuntun dan mengajari kita untuk
berjuang di kehidupan yang nyata.
No comments