Apakah
Anda merasa familiar dengan gembili?
Jika
dibandingkan dengan umbi-umbian lainnya, gembili memang kurang populer.
Padahal, tanaman bernama latin Dioscorea esculenta L tersebut sangat
potensial sebagai super food jika diolah secara kreatif. Kalau Anda
belum pernah menyantap gembili bahkan belum mengenalnya, ulasan berikut ini
pasti menggugah Anda untuk mencicipi makanan favorit saya yang satu ini.
Mengapa Saya Suka Gembili?
Saya
punya kenangan tersendiri dengan gembili. Beberapa puluh tahun lalu saat saya
tinggal berdua dengan nenek, nenek saya pernah beberapa kali menyiapkan camilan
berupa gembili rebus. Biasanya nenek saya menyiapkan gembili sebagai camilan
sore hari.
Saat
pertama kali melihatnya, ekspektasi saya tidak terlalu tinggi terhadap bahan makanan
dari hutan tersebut. Kulitnya cokelat kehitaman dan berserabut, tidak
semulus ubi. Aromanya juga tidak harum seperti ubi Cilembu. Namun, ekpektasi
tersebut terjawab ketika saya mulai mencicipinya. Gembili memang tidak manis
dan wangi, tetapi rasanya enak dan mengenyangkan. Teksturnya sedikit menyerupai
talas, ada perpaduan sensasi lembut dan legit sewaktu digigit.
Demikianlah
awal perkenalan saya dengan gembili. Saya jatuh cinta dengan bahan makanan
tersebut. Sayangnya, sekarang gembili kian langka. Tak banyak petani yang
membudidayakannya karena permintaan pasar terhadap gembili juga terbilang
rendah.
Mengenal Kandungan Gizi Gembili dan Manfaatnya
Berdasarkan
hasil penelitian Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK)
Universitas Gajah Mada (UGM), gembili dinyatakan sebagai sumber pangan lokal
yang kaya kandungan gizi. Jumlah bagian gembili yang bisa dikonsumsi dalam
setiap umbi mencapai 85%. Dalam setiap 100 gr sajian gembili, terkandung energi
sebanyak 95 kilo kalori, 22,4 gr karbohidrat, 1,5 gr protein, 0,1 gr lemak, 49
mg fosfor, 14 mg kalsium, dan berbagai kandungan gizi lainnya.
Konsumsi
gembili secara teratur dengan porsi seimbang dapat memberikan beberapa manfaat
kesehatan berikut ini bagi tubuh:
- Menjadi sumber karbohidrat alternatif pengganti nasi yang tak kalah mengenyangkan. Olahan gembili cocok dikonsumsi anak-anak yang nafsu makannya menurun karena sedang bosan makan nasi.
- Gembili mengandung senyawa glucomannan yang bersatu dengan protein dan efektif mendukung proses penurunan kadar kolesterol jahat dalam darah. Tak cuma mengurangi kadar kolesterol jahat, jumlah kolesterol baik pun akan meningkat.
- Mengonsumsi gembili juga baik untuk menjaga kestabilan kadar gula darah. Gembili memiliki indeks glikemik kurang lebih 32. Indeka glikemik tersebut jauh lebih rendah daripada nasi putih yang dapat mencapai angka 55. Semakin rendah indeks glikemik suatu bahan makanan, maka semakin kecil pula risiko kenaikan kadar gula darah pasca mengonsumsi makanan tersebut.
- Tekstur gembili yang padat dan berserat membuat siapa pun yang mengonsumsinya jadi lekas kenyang. Kelebihan ini membuat gembili cocok dijadikan sumber energi bagi orang-orang yang sedang menjalani proses penurunan berat badan.
- Kandungan serat gembili yang tinggi sangat baik untuk menjaga kesehatan sistem pencernaan sehingga risiko gangguan pencernaan seperti sembelit, kembung, dan mual akan berkurang secara signifikan.
- Proses pengolahan bahan makanan yang kreatif dapat menghasilkan aneka olahan gembili yang lezat dan bergizi, misalnya kue basah, mi instan, kerupuk, dan tepung. Produk olahan bahan makanan dari hutan ini pasti lebih bergizi dan alami dibandingkan olahan makanan lain yang mengandung zat-zat sintetis.
Gembili
Harus Lebih Populer di Masa Mendatang
Gembili
adalah jenis umbi yang kurang populer bagi sebagian besar orang. Selain jarang
dibudidayakan, gembili juga lebih sering ditemukan tumbuh liar di hutan. Hal ini
patut disayangkan sebab gembili mengandung banyak manfaat istimewa bila
dikonsumsi langsung atau diolah menjadi jenis makanan lain. Popularitas gembili
seharusnya tak kalah baik dibandingkan super food lain seperti chia
seed, quinoa, sorgum, dan kacang almond.
Mempopulerkan
gembili sebagai salah satu super food potensial bukan hanya menjadi
tanggung jawab Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI). Sudah waktunya
seluruh lapisan masyarakat Indonesia turut menyukseskan upaya pelestarian
lingkungan hidup melalui cara-cara sederhana, salah satunya yaitu memanfaatkan
bahan makanan dari hutan secara maksimal. Hutan adalah sumber pangan yang selalu
menyediakan aneka bahan makanan bergizi yang baik bagi kesehatan. Buktikan
kalau WALHI tidak bekerja sendirian
karena kita juga turut peduli dan siap berpartisipasi.
#PulihkanIndonesia #RimbaTerakhir #WALHIXBPN #HutanSumberPangan
#PulihkanIndonesia #RimbaTerakhir #WALHIXBPN #HutanSumberPangan
Baru tahu aku gembili ini, penasaran gimana rasanya..
ReplyDeleteRasanya tawar, Kak. Tapi enak juga, selingan kalo bosen makan nasi. Sekarang udah agak susah dicari :)
DeleteSaya baru tahu apa itu gembili T_T
ReplyDeleteAwalnya saya pikir singkong, eh ternyata bukan. Apakah talas? Ternyata beda. Dan teryata lebih mirip dengan ubi jalar. Tapi beda juga. Wah terima kasih sudah memperkenalkanku dengan gembili. Aku sangat penasaran.
Iya, Kak. Memang beda sama singkong, ubi, atau talas :D
DeleteSemoga lain kali bisa langsung coba sendiri ya :)